Laporkan Masalah

Keberhasilan Revolusi Jasmine dalam Meruntuhkan Rezim Façade Ben Ali di Tunisia

RUTH TERESA P S, Dr.Diah Kusumaningrum

2020 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pada tanggal 14 Januari 2011, Presiden Tunisia Ben Ali yang telah menjabat selama dua puluh tiga tahun melalui rezim otoriter-nya melarikan diri ke Arab Saudi. Larinya Ben Ali kemudian menjadi akhir dari rezim ini. Proses yang mengakibatkan larinya Ben Ali ke Arab Saudi hanya berlangsung selama kurang lebih dari satu bulan yang berawal dari Desember 2010 hingga Januari 2011 melalui upaya-upaya nirkekerasan yang dilakukan oleh rakyat Tunisia di seluruh penjuru negeri ini. Dibalik citra Tunisia yang baik di kancah global, ternyata terdapat banyak permasalahan yang telah mengakar didalamya. Galaknya protes yang terjadi dipantik oleh aksi bakar diri yang dilakukan oleh Mohammad Bouazizi, seorang pedangan buah kaki lima. Aksi yang dilakukan Bouzizi menggalakkan gelombang transisi politik di negara-negara Arab yang sebelumnya tidak pernah terjadi, atau yang lebih dikenal sebagai Arab Spring. Skripsi ini menyimpulkan bahwa keruntuhan rezim sekuat Ben Ali dapat dilihat sebagai hasil dari perlawanan dan resistensi yang tersebar di berbagai daerah di Tunisia oleh setiap lapisan masyarakat dengan cara-cara nirkekerasan. Rezim yang bergantung pada kekuatan polisi ini belum pernah mengahadapi tindakan protes yang menyebar begitu cepat yang merupakan hasil dari dorongan proses yang disebut sebagai moral jiu-jitsu dan political jiu- jitsu yang merupakan bagian dari metode nirkekerasan. Ben Ali yang menyadari bahwa Ia tidak lagi memiliki kontrol atas konsen masyarakat yang telah bergeser melalui proses moral dan political jiu-jitsu kemudian memutuskan untuk menyerah dan memilih meninggalkan Tunisia. Revolusi ini menjadi penanda dimulainya era baru bagi Tunisia yang berorientasi demokrasi dan bukan lagi otoritarian.

On January 14th 2011, Tunisian President Ben Ali, who had served for twenty-three years through his authoritarian regime, fled to Saudi Arabia. Ben Ali's flight later became the end of this regime. The process that resulted in Ben Ali's flight to Saudi Arabia only lasted for less than a month, starting from December 2010 to January 2011 through nonviolent efforts by the Tunisian people across the country. Behind Tunisia's good image on the global stage, it turns out that there are many deep-rooted problems. The vigor of the protests was triggered by the self-immolation of Mohammad Bouazizi, a street vendor. Bouzizi's action triggered a wave of political transitions in Arab countries that had never previously occurred before, or better known as the Arab Spring. This thesis concludes that the collapse of a regime as strong as Ben Ali's can be seen as the result of resistance and struggle in various regions in Tunisia by every level of society in non-violent ways. This regime that depends on the power of the police has never encountered such a rapid spread of protest which is the result of the impetus for a process known as moral jiu-jitsu and political jiu-jitsu which are part of nonviolent methods. Ben Ali, who realized that he no longer had control over the people's concerns that had shifted through the moral and political jiu-jitsu process, then decided to give up and choose to leave Tunisia. This revolution marked the beginning of a new era for Tunisia, which now is democracy-oriented and no longer authoritarian.

Kata Kunci : Tunisia, Revolusi Jasmine, Aksi Nirkekerasan, Moral Jiu-jitsu, Political Jiu-jitsu

  1. S1-2020-399303-abstract.pdf  
  2. S1-2020-399303-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-399303-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-399303-title.pdf