Climate Change and Displacement: The Impact of UN Human Rights Committee Views on the Case of Teitiota v. New Zealand to the State Obligation on the Protection of 'Climate Refugee'

NANDA ZYITTA P, Prof. Dr. Marsudi Triatmodjo, S.H., LL.M.

2020 | Skripsi | S1 HUKUM

Saat ini lebih banyak orang terlantar akibat dampak perubahanan iklim ketimbang karena perang atau konflik. Akan tetapi, kerangka hukum internasional tidak mengatur banyak tentang perlindungan terhadap orang yang terlantar akibat perubahan iklim. Pada tahun 2016, Teitiota seorang warga negara Kiribati mengajukan klaim kepada UN Human Rights Committee melawan Selandia Baru atas dasar perubahan iklim mengakibatkan kondisi yang sangat buruk di Kiribati, sehingga dengan mengembalikan ia ke Kiribati termasuk pelanggaran terhadap hak untuk hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) perlindungan terhadap pengungsi iklim dalam hukum internasional utamanya hukum pengungsi internasional, hukum lingkungan internasional, dan hukum hak azasi manusia internasional dan (2) pengaruh Teitiota v. New Zealand terhadap perlindungan terhadap pengungsi iklim. Metode penelitian dari penelitian ini adalah normatif yang sangat bergantung pada studi pustaka. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang didapatkan. Penelitian ini menemukan bahwa dalam kerangka hukum saat ini cabang hukum internasional yang paling memungkinkan untuk memberikan perlindungan terhadap pengungsi iklim adalah hukum hak azasi manusia international. Selain itu, meskipun putusan dari UN Human Rights Committee mengenai kasus Teitiota tidak mengikat, kasus ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perluasan interpretasi dari kewajiban non-refoulement dan mengakui bahwa dampak buruk dari perubahan iklim dapat dijadikan dasar untuk memberikan perlindungan

Today there are more people displaced due the effects of climate change over war or conflict. However, the international legal framework does not regulate much on the protection of people displaced due to climate change. In 2016, Teitiota, a Kiribati national lodge the claim to the UN Human Rights Committee against New Zealand on the basis of climate change impact create a dire condition in Kiribati, thus removed him to Kiribati amount to violation of his right to life. This research aims to analyze (1) the protection of climate refugee under international law specifically international refugee law, international environmental law and international human rights law and (2) the impact of Teitiota v New Zealand case toward the protection of climate refugee. The method of this research was a normative research which relies heavily on literature study. The data collected through literature research and open resources or internet-based research. Qualitative method was used to analyze the obtained data. This research finds that under the current legal framework the most possible branches of international law to provide protection to climate refugee is international human rights law. Moreover, even though the decision of UN Human Rights Committee concerning the Teitiota case is non-binding, this case has significant impact creating a broader interpretation of the obligation of non-refoulement and acknowledging the adverse effects of climate change as the basis to provide protection.

Kata Kunci : climate-induced displacement, climate refugee, UN Human Rights Committee, obligation of non-refoulement