Pengaruh Dosis Herbisida Sistemik dan Pupuk Kalium terhadap Pertumbuhan Gulma di Pertanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)

MAULIDYA RAHMANIA A, Ir. Rohlan Rogomulyo, M.P

2020 | Skripsi | S1 AGRONOMI

Penelitian bertujuan mengetahui interaksi herbisida sistemik dan pupuk kalium yang secara nyata mengendalikan pertumbuhan gulma di pertanaman nanas. Penelitian dilakukan pada bulan November 2019 sampai Maret 2020 di perkebunan nanas PT Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Lampung. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial dengan dua faktor yang disusun dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah herbisida sistemik, terdiri dari lima taraf yaitu kontrol (tanpa pemberian herbisida), diuron 1 kg.ha-1 dan quizalofop 2 l.ha-1, diuron 2 kg.ha-1 dan quizalofop 2 l.ha-1, bromacil 1 kg.ha-1 dan quizalofop 2 l.ha-1, serta bromacil 2 kg.ha-1 dan quizalofop 2 l.ha-1. Faktor kedua adalah jenis pupuk kalium, terdiri dari lima taraf, kontrol (tanpa pemberian pupuk), KCl 50 kg.ha-1, KCl 100 kg.ha-1, K2SO4 50 kg.ha-1, dan K2SO4 100 kg.ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi herbisida sistemik dan jenis pupuk kalium memberi pengaruh terhadap keracunan gulma. Perlakuan pupuk kalium menyebabkan fertilizer burn pada tanaman nanas. Fertilizer burn terparah pada perlakuan KCl 100 kg.ha-1 sebesar 12,58%. Perlakuan bromacil 2 kg.ha-1 dengan herbisida quizalofop 2 l.ha-1 dan herbisida diuron 2 kg.ha-1 dengan herbisida quizalofop 2 l.ha-1 diikuti pemberian pupuk KCl dan pupuk K2SO4 pada dosis 50 kg.ha-1 dan 100 kg.ha-1 paling efektif mengendalikan pertumbuhan gulma daun lebar hingga 5 Minggu Setelah Aplikasi (MSA).

The aims of research was to determine the interaction between systemic herbicide and potassium fertilizer which significantly controlled weed growth in pineapple plantations. This research was conducted in November 2019 until March 2020 in pineapple plantation PT Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Central Lampung, Lampung. This research used factorial experiment method which consisted of two factors which arranged in Completely Randomized Block Design (CRBD) with three blocks as replication. The first factor was systemic herbicide, consist of five levels, namely, control (without applying herbicide), diuron 1 kg.ha-1 and quizalofop 2 l.ha-1, diuron 2 kg.ha-1 and quizalofop 2 l.ha-1, bromacil 1 kg.ha-1and quizalofop 2 l.ha-1, and bromacil 2 kg.ha-1 and quizalofop 2 l.ha-1. The second factor was type of potassium fertilizer, consist of five levels, namely control (without applying fertilizer), KCl 50 kg.ha-1, KCl 100 kg.ha-1, K2SO4 kg.ha-1, and K2SO4 100 kg.ha-1. The result showed that the interaction of systemic herbicides with type of potassium fertilizers had the effect on weed poisoning. Potassium fertilizer treatment caused fertilizer burning in pineapple. The worst of fertilizer burn in KCl 100 kg.ha-1 treatment was 12.58%. Treatment of bromacil 2 kg.ha-1 with herbicide quizalofop 2 l.ha-1 and herbicide diuron 2 kg.ha-1 with herbicide quizalofop 2 l.ha-1 followed by KCl and K2SO4 at doses of 50 kg.ha-1and 100 kg.ha-1 was the most effective at controlling broad leaf weed growth up to five weeks after application.

Kata Kunci : herbisida, gulma, kalium, fertilizer burn, nanas / herbicide, weed, potassium, fertilizer burn, pineapple