Laporkan Masalah

Hubungan Health Belief dengan Perilaku SADARI pada Remaja SMA Di Kabupaten Sleman

SISKA INDRIANI, 2.Haryani, S.Kp.Ns., M.Kes., Ph.D;Melyza Perdana, S.Kep., Ns., MS

2020 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATAN

Latar belakang: Angka kejadian kanker payudara terbesar di Indonesia berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kanker payudara sering tidak tertangani dengan baik karena stadium awalnya tidak memiliki gejala sehingga diperlukan adanya deteksi dini dengan SADARI. Health belief model merupakan prediktor yang dinilai mampu memprediksi perilaku SADARI seseorang. Penelitian mengenai hubungan health belief dengan perilaku SADARI di Indonesia masih sedikit yang pernah dilakukan terutama pada remaja perempuan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, hambatan, isyarat bertindak, dan efikasi diri dengan perilaku SADARI remaja SMA di Kabupaten Sleman. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Kuisioner yang digunakan adalah CHBMS-I. Adapun subjek penelitian ini adalah 394 siswi SMA yang berada di Kabupaten Sleman. Analisis univariat digunakan pada data karakterstik responden sementara bivariat menggunakan spearman untuk menguji hubungan antara kepercayaan kesehatan dengan SADARI. Hasil: Hubungan antara persepsi kerentanan dengan SADARI (r=0,459, p=0,179), persepsi keparahan dengan SADARI (r=-0,041, p=0,209), persepsi manfaat dengan SADARI (r=0,222, p=0,000), persepsi hambatan dengan SADARI (r=-0,332, p=0,000), isyarat bertindak dengan SADARI (r=0,031, p=0,267), dan efikasi diri dengan SADARI (r=0,473, p=0,000). Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara persepsi manfaat, hambatan, dan efikasi diri dengan SADARI. Efikasi diri memiliki tingkat keeratan hubungan yang paling besar dibandingkan kepercayaan kesehatan lainnya yaitu tingkat sedang.

Background: The largest number of breast cancer's incidence in Indonesia is in Special Region of Yogyakarta Province. Breast cancer is often not handled properly because the initial stage has no symptoms, therefore early detection using BSE is needed. Health belief model is a predictor that able to predict a person's BSE behavior. There is still lack of research about the relationship between health belief and BSE behavior in Indonesia especially among high school students. Objective: This study aimed to determine the relationship between perceived susceptibility, seriousness, benefits, barrier, cues to action, and self-efficacy with BSE behavior among high school students in Sleman Regency. Method: This research used a cross-sectional design. The questionnaire used was CHBMS-I. Subjects of this research were 394 high school students in Sleman Regency. Univariate analysis was used for characteristics data while bivariate analysis used spearman to determine the relationship between health beliefs and BSE. Results: The relationship between perceived susceptibility with BSE (r=0,459, p=0,179), perceived seriousness with BSE (r=-0,041, p=0,209), perceived benefits with BSE (r=0,222, p=0,000), perceived barrier with BSE (r=-0,332, p=0,000), cues to action with BSE (r=0,031, p=0,267), and self-efficacy with BSE (r=0,473, p=0,000). Conclusion: There were a significant relationships between perceived benefits, barrier, and self-efficacy with BSE behavior. Self-efficacy has the strongest relationship with BSE compared to the other health belief items, and the relationship is on moderate level.

Kata Kunci : SADARI, kepercayaan kesehatan, CHBMS-I, remaja

  1. S1-2020-397850-abstract.pdf  
  2. S1-2020-397850-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-397850-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-397850-title.pdf