TINGKAT SERANGAN HAMA PERUSAK DAUN PADA 10 KLONA UBI KAYU
RISANG ANGGONO R, Dr. Tri Harjaka, S.P., M.P.
2020 | Skripsi | S1 PROTEKSI TANAMANTungau merah (Tetranychus urticae) dan kutu dompolan putih (Phenacoccus manihoti) merupakan hama penting pada tanaman ubi kayu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai populasi hama perusak daun dan tingkat kerusakannya pada beberapa klona ubi kayu. Penelitian dilakukan di Kecamatan Turi, Sleman, DIY mulai bulan Januari hingga Juli 2020. 10 klona ubi kayu dari berbagai daerah asal yang berbeda digunakan dalam penelitian ini dan disusuk dalam RAKL dengan 3 blok sebagai ulangan. Pengamatan dimulai pada umur tanaman 4 MST dengan interval 1 minggu untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dan tingkat kerusakan daun akibat serangan tungau merah dan kutu dompolan putih. Hasil menunjukkan bahwa tanaman ubi kayu klona asal Merauke memiliki pertumbuhan yang paling cepat, ditunjukkan dengan tinggi tanaman dan jumlah daun yang paling banyak, sedangkan klona asal Boyolali memiliki pertumbuhan yang paling rendah, ditunjukkan dengan tinggi tanaman dan jumlah daun yang paling sedikit. Hasil pengamatan terhadap 10 klona ubi kayu hingga umur 20 MST belum ditemukan keberadaan kutu dompolan putih. Hasil pengamatan pada umur tanaman 30 MST, ditemukan kutu pada klona Pekalongan. Hasil pengamatan terhadap kerusakan daun, klona asal Bogor memiliki intensitas kerusakan tertinggi dan pada klona asal Purbalingga belum ditemukan kerusakan. Intensitas kerusakan daun pada 10 klona ubi kayu nampak jelas pada umur tanaman 30 MST. Klona asal Bogor memiliki intensitas kerusakan tertinggi hingga 61,11%. Tungau merah (Tetranychus urticae) merupakan penyebab utama kerusakan daun pada tanaman ubi kayu.
Red spider mite (Tetranychus urticae) and cassava mealybug (Phenacoccus manihoti) are the essential pests for cassava plants. This research is aimed to discover the information about pest population that destroys leaves and its level of damage to several cassava clones. The research was conducted in Turi, Sleman, DIY from January to July 2020. Ten cassava clones from different regions are used in this research and implanted in the Randomized Complete Block Design (RCBD) with 3 blocks as replications. Observation starts at the age of 4 weeks after planting (WAP) within 1-week intervals to determine the plant growth and the level of leaf damage due to the red spider mites and cassava mealybug attacks. The result shows that Merauke clones have the fastest growth indicated by its greatest amount of height and number of leaves. Meanwhile, Boyolali clones has the lowest growth indicated by its height and least number of leaves. There is no presence of cassava mealybug found in the observation of 10 cassava clones up to the age of 20 WAP. The cassava mealybug is only found on the Pekalongan clones at the age of 30 WAP. Observation on the leaf damage shows that Bogor clones have the highest intensity of damage while Purbalingga clones do not suffer from any damage. Leaf damage intensity in 10 cassava clones is evident at the age of 30 WAP. It is also discovered that Bogor clones have the highest damage intensity up to 61.11%. The main cause of leaf damage in cassava plants is red spider mites (Tetranychus urticae).
Kata Kunci : Klona ubi kayu, tungau merah, kutu dompolan putih.