Manajemen Risiko Pembibitan Sapi Potong di Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan

AFIANI KURNIA MUKTI, Dr. Jamhari, S.P., M.P. ; Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati,M.P

2020 | Tesis | Magister Manajemen Agribisnis

Tingginya angka konsumsi daging sapi yang terjadi saat ini menyebabkan perlu adanya peningkatan produksi daging sapi dalam negeri untuk mengimbangi kebutuhan daging sapi nasional. Pada usaha pembibitan sapi potong di Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan masih ditemui beberapa sumber risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber risiko, probabilitas dan dampak risiko yang terjadi di Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan, serta menentukan alternatif strateginya. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber risiko adalah metode deskriptif. Metode untuk mengetahui probabilitas risiko digunakan metode nilai standar (z-score), sedangkan untuk mengetahui dampak risiko menggunakan metode Value at Risk. Hasil penelitian menunjukkan, sumber risiko yang dihadapi dalam usaha pembibitan sapi potong di Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan adalah Kegagalan Inseminasi buatan, Abortus, dan Kematian pedet. Nilai probabilitas masing-masing sumber risiko dari yang terbesar hingga terkecil adalah kegagalan Inseminasi Buatan 25,8%, kematian pedet 9,8%, dan Abortus 1,2%. Dampak dari tiap sumber risiko dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah kematian pedet Rp 1.623.187.626, abortus Rp 605.797.651, kegagalan inseminasi buatan Rp 17.132.333. Strategi preventif dilakukan untuk mengatasi risiko kegagalan inseminasi buatan berupa dilakukan pelatihan pada inseminator, dilakukan penyuluhan pada peternak mengenai deteksi birahi yang tepat pada sapi, dan dilakukan pemerikasaan gangguan reproduksi pada sapi dara. Strategi mitigasi dilakukan untuk mengatasi risiko kematian pedet berupa penanganan secara cepat dengan pemberian antibiotik pada pedet yang mengalami diare. Sedangkan risiko abortus dengan probabilitas dan dampak yang kecil harus tetap dipantau secara berkala untuk memastikan bahwa dampak dan probabilitas tidak meningkat. Kata kunci : Risiko, Sapi, z-score, value at risk

The high number of beef consumption resulted in the need for an increase in domestic beef production to offset the needs of national beef. In the beef cattle breeding business in the District of Gabus, Grobogan Regency, several sources of risk were still encountered. This study aims to identify the source of risk, probability and impact of risks that occur in the District of Gabus, Grobogan Regency, and determine alternative strategies. The sampling method is purposive. The method of analysis used to determine the source of the risk is descriptive method. The method to determine the probability of risk uses the standard value method (z-score), while to determine the impact of risk using the Value at Risk method. The results showed that the sources of risk faced in the beef cattle breeding business in the District of Gabus, Grobogan Regency were the failure of artificial insemination, abortion, and calf death. The probability value of each source of risk from the largest to the smallest is the failure of Artificial Insemination 25.8%, calf death 9.8%, and Abortion 1.2%. The impact of each risk source from the largest to the smallest is the calf death Rp. 1,623,187,626, abortion Rp. 605,797,651, failure of artificial insemination Rp. 17,132,333. Preventive strategies are carried out to overcome the risk of failure of artificial insemination in the form of training in inseminators, providing counseling to breeders regarding proper detection of estrous in cows, and checking for reproductive disorders in heifers. Mitigation strategies are carried out to overcome the risk of calf death in the form of rapid treatment by giving antibiotics to calves that have diarrhea. Meanwhile, the risk of abortion with a small probability and impact must be monitored regularly to ensure that the impact and probability do not increase. Keywords: risk, cow, z-score, value at risk

Kata Kunci : Risiko, Sapi, z-score, value at risk