Culinary Tourism Trend and Its Correlation with Obesity and Diabetes in Indonesia: Google Trends Analysis
RUTH HANDAYANI W, Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA; Anis Fuad, S.Ked., DEA
2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATPendahuluan: Wisata Kuliner, atau perjalanan untuk makanan telah menjadi tren di banyak negara seluruh dunia dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Kelebihan berat badan atau obesitas terus terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Dari tahun 1975 sampai 2016, prevalensi kelebihan berat badan atau obesitas pada anak dan remaja usia 5-19 tahun meningkat lebih dari empat kali lipat dari 4% menjadi 18% secara global. Metode: Peneletian ini menggunakan metode kuantitatif dan desain deskripsi dengan data sekunder dari Google Trends. Instrumen yang digunakan merupakan time-series data dari 1 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2020. Unit analisis yaitu Provinsi dan Nasional. Hasil: Pola time series untuk wisata kuliner setidaknya terdapat dua kali puncak kenaikan data setiap tahunnya dan dua puncak penurunan pada kategori diabetes. Tren kecenderungan penurunan untuk "kegemukan", "gemuk", dan "orang gemuk" kata kunci sedangkan "obesitas" kata kunci cenderung meningkat selama periode penelitian. Korelasi negatif dengan kekuatan sedang untuk "diabetes melitus" (r = -0.4341, -0.4914, -0.4722); "diabetes" (r = -0.4470); "penderita diabetes" (r = -0.3605); "penyakit diabetes" (r = -0.3130). Secara signifikan berbeda (p-value<0.05) untuk semua wisata kuliner kategori, "obesitas adalah" kata kunci, dan semua diabetes kata kunci kategori kecuali "obat diabetes" kata kunci pada musim liburan tetapi tidak signifikan (p-value>0.05) untuk kategori diabetes pada destinasi wisata. Kesimpulan: Google Trends dapat digunakan untuk meramalkan obesitas dan diabetes terkait dengan wisata kuliner. Wisata kuliner kategori lebih tinggi pada musim liburan dibandingkan musim biasa sedangkan kategori diabetes cenderung lebih rendah. Promosi kesehatan dapat diimplementasikan pada waktu yang tepat dan menggunakan kata kunci yang tepat terutama untuk pengguna internet. Kata kunci: Google Trends, Kuliner, Wisata, Obesitas, Diabetes
Background: Culinary tourism, or travel for food, has become a trend in many countries in the world and it might be causing health problems. Overweight and obesity continue to grow in adults and children. From 1975 to 2016, the prevalence of overweight or obese children and adolescents aged 5-19 years increased more than four-fold from 4% to 18% globally. Method: This study is a quantitative research and descriptive design with secondary data from Google Trends. The instrument is time-series data from 1st March 2016 up to 1st March 2020. The analysis units are National and Provinces. Result: Time series pattern for culinary tourism with at least 2 times peaks every year and 2 times valleys for diabetes category. Decreasing tendency trend for "kegemukan", "gemuk", and "orang gemuk" keywords while "obesitas" keyword tend to increase during study period. Negative medium correlation for "diabetes melitus" (r = -0.4341, -0.4914, -0.4722); "diabetes" (r = -0.4470); "penderita diabetes" (r = -0.3605); "penyakit diabetes" (r = -0.3130). Significantly different (p-value<0.05) for all culinary tourism category, "obesitas adalah" keyword, and all diabetes category keywords except "obat diabetes" keyword in holiday season but not significantly different (p-value>0.05) for diabetes category in tourist destination. Conclusion: Google Trends could be used forecasting obesity and diabetes related to culinary tourism. Culinary tourism category was higher in holiday season rather than regular season while diabetes category tends to be lower. Health promotion might be applied in the right time and using right keywords especially for internet user.
Kata Kunci : Google Trends, Culinary, Tourism, Obesity, Diabetes