PREDIKTOR KEMATIAN PADA NEONATUS DENGAN ENTEROKOLITIS NEKROTIKAN
OKTAVIANI M. NAUR, dr Eggi Arguni M.Sc, Ph.D, Sp.A(K) ; dr Alifah Anggraini MSc.SpA(K)
2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN KLINISLatar belakang: Enterokolitis nekrotikan (EKN) merupakan gangguan intestinal berat yang sering didapat selama masa neonatus, dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor prognosis pada EKN sangat penting untuk mengidentifikasi neonatus yang berisiko mengalami luaran yang buruk. Tujuan: Untuk mengetahui faktor prediktor kematian dan kesintasan pasien EKN Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kohort retrospektif dengan mengambil data rekam medis pasien EKN di RSUP Dr. Sardjito mulai Juli 2014 sampai Juni 2019 (n=87). Variabel adalah usia kehamilan, berat lahir rendah, cedera ginjal akut, penyakit jantung bawaaan, sepsis, anemia, trombositopenia, operasi, syok, dan penggunaan ventilator; dianalisis dan dipresentasikan sebagai angka kesintasan, hazard ratio (HR), dan interval kepercayaan 95%. Hasil: Jumlah subyek yang diikutkan sebanyak 87 kasus dengan angka kematian sebesar 59,7% (52/87). Peluang kesintasan 30 hari adalah 56,2% dan 60 hari adalah 30,4%, dengan median waktu kesintasan subyek 37 hari (rentang 24,413-49,587). Faktor prediktor yang bermakna terhadap kematian adalah terjadinya cedera ginjal akut HR 46,247 (IK95% 6,976-306,567; p=0,001), kondisi berat lahir amat sangat rendah HR 10,510 (IK95% 3,212-34,388; p=0,001), terjadinya syok HR 5,856 (IK95% 2,884-11,891; p=0,001), dan trombositopenia berat dengan HR 2,044 (IK95% (1,115-3,745; p=0,027). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi cedera ginjal akut, berat lahir amat sangat rendah, berat lahir sangat rendah, syok, dan trombositopenia berat dapat meningkatkan kejadian kematian pada EKN. Oleh karena itu sangat penting untuk mengenali lebih awal kondisi-kondisi tersebut agar dapat memberikan intervensi yang lebih cepat.
Background: Necrotising enterocolitis (NEC) is the most frequent and devastating gastrointestinal disease in newborns with high morbidity and mortality rate. Better understanding about the prognostic values is important for identifying neonates at risk of poor outcomes. Objectives: To identify the factors associated with death and the survival rate of patients with necrotising enterocolitis. Method: We carried out a retrospective chart review of neonates treated for NEC (ICD 10 code, P77) between July 2014 to June 2019 (n=87) at Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Variables of gestation age, low birth weight, congenital heart disease, sepsis, thrombocytopenia, to have operation, shock, anaemia, acute kidney injury and to use ventilator, was analysed, and presented as survival rate, hazard ratio (HR), and 95% confident interval. Result: Total subject was 87 with mortality rate of the infants was 59,7%. The survival rate for 30 days and 60 days was 56.2% and 30.4 % respectively, and survival median was 37 days (24.413-49.587). Independent factors that contribute to death are to have Acute Kidney Injury HR 46.247 (95%CI 6.976-306.567; p=0.001), condition of extremely low birth weight HR 10.510 (95%CI 3.212- 34.388; p=0.001), to have shock HR 5.856 (95%CI 2.884-11.891; p=0,001), and severe thrombocytopenia HR 2.044 (95%CI 1.115-3.745; p=0.027). Conclusion: This study shows that to have Acute Kidney Injury, extremely low birth weight, very low birth weight, shock, and severe thrombocytopenia are associated with higher mortality in patients with EKN. Early recognition of these factors and prompt intervention may reduce the overall mortality of NEC.
Kata Kunci : Enterokolitis nekrotikan, faktor prediktor, kesintasan/Necrotising enterocolitis, predictors, survival