FAKTOR PREDIKTOR KEMATIAN PASIEN ANAK DENGAN RETINOBLASTOMA EKSTRAOKULAR
HERLINA NINDYASTUTI, dr. Eddy Supriyadi, Ph. D, Sp. A(K) ; dr. Desy Rusmawatiningtyas, M.Sc.,Sp. A(K)
2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN KLINISLatar belakang: Retinoblastoma ekstraokular adalah retinoblastoma yang mengalami metastasis baik di jaringan sekitar mata ataupun metastasis jauh. Angka kesintasan retinoblastoma ekstraokular sangat menurun jika dibandingkan dengan intraokular, namun belum ada penelitian yang meneliti kesintasan dan faktor prediktor kesintasan retinoblastoma ekstraokular di Indonesia. Tujuan: Mengetahui mengetahui faktor prediktor kematian pada pasien anak dengan retinoblastoma ekstraokular Metode: Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengambil data rekam medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada semua anak retinoblastoma, mulai tahun Januari 2013 - Desember 2019, yang minimal sudah diikuti selama dua tahun. Variabel dianalisis dan dipresentasikan sebagai angka kesintasan, hazard ratio (HR) dan interval kepercayaan 95%. Hasil: Sebanyak 60% (36/60) subjek penelitian meninggal, dengan peluang kesintasan 2 tahun pertama sebesar 45%. Median lama perawatan adalah 21,5 (7,25 - 40,75) bulan. Subjek paling banyak berasal dari Jawa Tengah (60%) dan DI Yogyakarta (26,7%). Jenis kelamin laki laki sebanyak 55% dan perempuan 45%, dengan median usia saat diagnosis adalah 13 (5 - 24) bulan. Faktor prediktor kematian adalah lateralitas HR 2,15 (IK 95% 1,07 - 4,28; p=0,03), status gizi HR 2,65 (IK 95% 1,34 - 5,25; p=0,05) dan lag time diagnosis HR 3,12 (IK 95% 1,56 - 6,2 ; p=0,001). Kesimpulan: Median waktu kesintasan pasien anak dengan retinoblastoma ekstraokular adalah 21 bulan dengan kesintasan dua tahun 45%. Faktor yang terbukti sebagai prediktor kematian pasien anak dengan retinoblastoma ekstraokular adalah, lateralisasi, status gizi dan lag time diagnosis.
Background: Extraocular retinoblastoma is retinoblastoma that experience metastases in either surrounding tissue or distant metastases. Extraocular retinoblastoma survival rate is greatly decreased when compared to intraocular, but there are no studies examining the survival and predictors of extraocular retinoblastoma in Indonesia. Tujuan: To knowing the extraocular retinoblastoma survival rate and determine the predictors of extraocular retinoblastoma mortality in children. Metode: Retrospective study using medical record in Dr. Sardjito Tertiary hospital in Yogyakarta was performed for all children with retinoblastoma ekstraokular, admitted between January 2013 and December 2019, that followed up minimum 2 years. Each independent variable analyzed and presented by survival rate, hazard ratio (HR) and confident interval 95%. Result: Of 60 patient diagnosed as extraocular retinoblastoma, 36 (60%) did not survive, as 2-year survival probability was 45%. The over all median survival time was 21.5 (7.25 - 40.75) months. The most common domicile was Central Java (60%) dan DI Yogyakarta (26.7%). Subject consisted of 55% male and 45% female, with median age at diagnosed was 13 (5 - 24) months. Predictors of mortality were laterality HR 2.15 (CI 95% 1.07 - 4.28; p=0.03), nutritional status HR 2.65 (CI 95% 1.34 - 5.25; p=0.05) and diagnosis lag time HR 3.12 (CI 95% 1.56 - 6.2; p=0.001). Conclusion: Child extraocular retinoblastoma 2- years survival was 45% with 21 months for median survival. Laterality, nutritional status and diagnosis lag time were proved as mortality predictors.
Kata Kunci : Kata kunci: prediktor, kematian, retinoblastoma ekstraokular, anak