HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN GIZI LEBIH DAN OBESITAS PADA ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA (ANALISIS DATA INDONESIA FAMILY LIFE SURVEY 2000-2014)

PRIMA OKTAVIANI H, Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang: Prevalensi obesitas pada anak dan remaja semakin meningkat, bahkan selama enam tahun terakhir terjadi peningkatan sebesar 48% di negara-negara Asia Tenggara. Di Indonesia selama delapan tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 5%. Faktor riwayat lahir, status gizi pada anak, pola konsumsi dan determinan sosial berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada anak dan remaja. Tujuan : untuk mengetahui hubungan berat lahir, status gizi anak, Diet Diversity Score (DDS), dan determinan sosial terhadap gizi lebih dan obesitas pada anak dan remaja. Metode: Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif menggunakan data sekunder IFLS (Indonesian Family Life Survey) tahun 2000, 2007 dan 2014. Sampel dari penelitian ini adalah anak usia 0-5 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Berat lahir bukan faktor resiko gizi lebih dan obesitas pada anak dan remaja di Indonesia. Status gizi pada usia 0-5 tahun merupakan faktor resiko obesitas pada usias 7-12 tahun dengan RR 2,54 (1,13-5,71) p<0,05. Status gizi pada usia 7-12 tahun merupakan faktor resiko gizi lebih dan obesitas pada usia 14-19 tahun dengan RR 45,74 (p<0,001). DDS dengan kategori sedang meningkatkan resiko gizi lebih dan obesitas pada anak usia 7-12 tahun hampir 1,5 kalinya (p<0,05). Faktor determinan sosial yang meningkatkan resiko gizi lebih dan obesitas adalah status ekonomi kaya. Kesimpulan: Berat badan lahir bukan merupakan faktor resiko gizi lebih dan obesitas pada anak usia 0-5 tahun, 7-12 tahun dan 14-19 tahun. Status gizi usia 0-5 tahun merupakan faktor resiko gizi lebih dan obesitas pada usia 7-12 tahun. Status gizi pada usia 7-12 tahun merupakan faktor resiko gizi lebih dan obesitas pada usia 14-19 tahun.

Background: Prevalence of obesity in children and adolescents is increasing, in past six years there has been an increase of 48% in Southeast Asian countries. In Indonesia during the last eight years it has increased by 5%. Birth history, nutritional status in children, consumption patterns and social determinants affect the incidence of obesity in children and adolescents Objective: determine the relationship between birth weight, children's nutritional status, Diet Diversity Score (DDS), and social determinants of overweight and obesity in children and adolescents. Methods: The design of this study is a retrospective cohort using secondary data from the IFLS (Indonesian Family Life Survey) 2000, 2007 and 2014. The sample of this study was children aged 0-5 years who met the inclusion and exclusion criteria. Results: Birth weight is not risk factor of overweight and obesity in children and adolescent. Nutritional status at age 0-5 years is risk factor of obesity at age 7-12 years with RR 2.54 (1.13-5.71) p <0.05. Nutritional status at 7-12 years of age is risk factor of overweight and obesity at 14-19 years of age with RR 45.74 (p <0.001). DDS in the moderate category increases the risk of overweight and obesity in children aged 7-12 years almost 1.5 times (p <0.05). The social determinant factor that increases the risk of overweight and obesity is rich economic status. Conclusion: Birth weight is not risk factor of overweight and obesity in children aged 0-5 years, 7-12 years and 14-19 years. The nutritional status of ages 0-5 years is risk factor of overweight and obesity at 7-12 years of age. Nutritional status at age 7-12 years is rrisk factor of overweight and obesity at age 14-19 years.

Kata Kunci : Obesitas, Diet Diversity Score (DDS), Determinan Sosial, IFLS