Deteksi Strongyloides stercoralis Dengan Metode Real-Time PCR Pada Pasien Anak Immunocompromised

BUDIANNA TOMBI LANGI, Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K); dr. E. Elsa Herdiana M., M.Kes., Ph.D

2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN TROPIS

INTISARI Latar belakang: Strongyloidiasis adalah infeksi cacing yang disebabkan oleh Strongyloides stercoralis. Secara global diperkirakan sekitar 370 juta orang terinfeksi S. stercoralis tetapi data prevalensinya masih jarang termasuk di Indonesia. Manifestasi klinis yang ditimbulkan S. stercoralis biasanya lebih ringan bahkan tidak menimbulkan gejala pada orang yang imunokompeten baik anak maupun dewasa, tetapi pada yang immunocompromised dapat berakibat fatal karena S. stercoralis memiliki kemampuan auto infeksi yang dapat menyebabkan infeksi sistemik. Metode pemeriksaan untuk S. stercoralis belum ada yang baku tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan metode konsentrasi Baermann tetapi metode ini tingkat diagnosisnya rendah sehingga dikembangkan metode biologi molekuler termasuk real-time PCR yang dianggap lebih sensitif juga membutuhkan jumlah sampel yang lebih sedikit dan waktu pengerjaan yang lebih pendek. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian infeksi S. stercoralis pada pasien anak dengan immunocompromised dan karakteristik serta status imunodefisiensi-nya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pemeriksaan S. stercoralis dilakukan dengan metode konsentrasi Baermann dan real-time PCR. Sampel yang digunakan merupakan sampel feses segar dan awetan dengan larutan etanol 96% dari pasien anak dengan immunocompromised yang datang ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian berlangsung dari bulan Desember 2019 � April 2020. Hasil: Berdasarkan pemeriksaan dengan metode mikroskopis dengan konsentrasi Baermann tidak ditemukan larva S. stercoralis pada 42 sampel. Hal yang sama ditemukan pada pemeriksaan 40 sampel secara molekuler dengan real-time PCR tidak ada amplifikasi pada Ct yang sesuai untuk S. stercoralis yaitu pada Ct<35, 3 sampel muncul kurva Ct-nya pada Ct>35 sedang 37 sampel lainnya N/A. Kesimpulan: Tidak ditemukan kejadian infeksi S. stercoralis pada pasien anak dengan immunocompromised. Karakteristik subyek penelitian adalah sebagian besar pada kelompok umur 2-12 tahun, jenis kelamin perempuan, berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta, kondisi immunocompromised ada 2 yaitu HIV positif dan pengguna obat imunosupresan (SLE dan JIA). Status imunodefisiensi pasien anak dengan HIV positif sebagian besar normal atau tidak ada imunodefisiensi.

ABSTRACT Background: Strongyloidiasis is a worm infection caused by Strongyloides stercoralis. Globally, an estimated 370 million people are infected with S. stercoralis but prevalence data are still rare, including in Indonesia. Clinical manifestations arising from S. stercoralis are usually milder or even cause no symptoms in immunocompetent people, both children and adults, but those who are immunocompromised can be fatal because S. stercoralis has the ability to auto-infect that can cause systemic infections. There is no standard examination for S. stercoralis but it can be done using the Baermann concentration method but this method has a low diagnosis rate so that molecular biology methods including real-time PCR are considered to be more sensitive also requires a smaller number of samples and shorter processing time. Objective: This study aims to determine the incidence of S. stercoralis infection in immunocompromised pediatric patients, their characteristics and immunodeficiency status. Method: This research is descriptive research. Strongyloides stercoralis examination was carried out using the Baermann concentration method and real-time PCR. The samples used were fresh faeces samples and faeces preserved with 96% ethanol solution from immunocompromised pediatric patients who came to RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. The research took place from December 2019 - April 2020. Results: Based on microscopic examination with Baermann concentration no S. stercoralis larvae were found in 42 samples. The same thing was found in the examination of 40 samples with molecular real-time PCR there was no amplification at Ct that was suitable for S. stercoralis (Ct<35), 3 samples were amplified at Ct>35 while 37 other samples were N/A. Conclusion: No incidence of S. stercoralis infection was found in immunocompromised pediatric patients. Characteristics of the study subjects were mostly in the age group of 2-12 years, female, originating from the Yogyakarta Special Region, there were 2 immunocompromised conditions namely HIV positive and immunosuppressant drug users (SLE and JIA). Immunodeficiency status of pediatric patients with HIV positive is mostly normal or there is no immunodeficiency.

Kata Kunci : Strongyloides stercoralis, autoinfeksi, immunocompromised, Baermann, real-time PCR