Laporkan Masalah

Hubungan antara ekspresi afek ibu dengan kompetensi sosial anak prasekolah

AMPUNI, Sutarimah, Dr. Endang Ekowarni

2002 | Tesis | S2 Psikologi

Di Indonesia, perkembangan sosial anak mendapatkan perhatian yang kurang dibandingkan perkembangan emosi dan, terutama, perkembangan kognitif, padahal perkembangan sosial memegang peran yang yang tak kalah pentingnya dibandingkan perkembangan kedua aspek yang lain. Kompetensi sosial yang baik pada masa kanakkanak telah berulang kali terbukti sebagai prediktor bagi penyesuaian diri yang sehat dalam rentang-rentang kehidupan selanjutnya, sedangkan kompetensi sosial yang buruk telah terbukti menjadi prediktor bagi kriminalitas dan psikopatologi pada masa remaja. Penelitian ini menguji hubungan antara ekspresi afek ibu dengan kompetensi sosial anak prasekolah. Dua hipotesis diajukan dalam penelitian ini: (1) ekspresi afek positif ibu berkorelasi positif dengan kompetensi sosial anak; (2) ekspresi afek negatif ibu berkorelasi negatif dengan kompetensi sosial anak. Sejumlah 30 pasang anak murid TK Budi Mulia I Yogyakarta dan ibunya berpartisipasi dalam penelitian ini, 15 anak laki-laki dan 15 anak perempuan. Ekspresi afek ibu diungkap dengan suatu prosedur permainan bersama antara ibu dengan anak yang direkam dengan perekam audiovisual dan kemudian dikodekan oleh para rater. Guru diminta untuk menilai kompetensi sosial anak melalui skala kompetensi sosial. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik statistik nonparametrik Spearman-rank. Kedua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ternyata tidak terbukti. Ekspresi afek positif ibu tidak berhubungan secara signifikan dengan kompetensi sosial anak (r = -0,051, p>0,05), demikian juga ekspresi afek negatif ibu tidak berhubungan secara signifikan dengan kompetensi sosial anak (r = -0,084, p>0,05). Ada tiga penalaran mengenai tidak terbuktinya hipotesis ini. Pertama, secara kultural, ekspresi afek ibu bukan merupakan nilai yang punya makna besar bagi anak sehingga tidak berpengaruh terhadap kompetensi sosialnya. Kedua, ekspresi afek ibu baru dapat menjadi prakondisi untuk perkembangan sosial anak prasekolah, belum dapat menjadi model sebab perkembangan kognitif anak belum cukup untuk melakukan modelling atau imitasi secara tepat terhadap ekspresi afek ibu dan kemudian menerjemahkannya menjadi kompetensi sosial. Ketiga, secara metodologis ada beberapa kelemahan dalam panduan observasi ekspresi afek ibu sehingga ekspresi afek ibu tampaknya kurang terukur secara akurat.

In Indonesia, child's social development gets less attention than emotional development, and especially, cognitive development. Actually, social development takes the same important role as the two other aspects of child development. The good social competence in early childhood has proved to be related with healthy adjustment across lifespan, and on the other hand, bad social competence has became a predictor of criminality and psychopathology in adolescents. This study examined the link between mother's expressed affect and preschooler's social competence. Two hypotheses were tested: (1) Mother's positive affect expression was positively correlated with child's social competence; (2) Mother's negative expressed affect was negatively related with child social competence. Thirty couples of children and their mothers participated in this study. The children (15 boys and 15 girls) were students of the TK Budi Mulia I Preschool in Yogyakarta. Mother's expressed affect was observed during a play interaction between the mothers and the children that were recorded using a videocamera and coded later. The teachers rated the children's social competence using a social competence scale. The data gained was then analyzed using the Spearman-rank nonparametric correlation technique. The research failed to prove the two hypotheses. Mother's positive expressed affect was not significantly related with child's social competence (r = -0.05, p>0.05), and neither was the negative expressed affect (r = -0.084, p>0.05). There were three reasons for the not-significant correlation. Firstly, mother's expressed affect culturally had not a meaningful value for children so that it did not affect their social competence. Secondly, according to preschooler's stage of cognitive development, mother's expressed affect was a variable that was still very abstract to be imitated and translated as a social skill. Thirdly, methodologically, there were many weaknesses in the observation guide of mother's expressed affect, so that the mother's expressed affect was not measured accurately.

Kata Kunci : kompetensi sosial, ekspresi afek, social competence, expressed affect


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.