Determinan Pemuda yang Tidak Sekolah, Tidak Bekerja, dan Tidak Mengikuti Pelatihan (Not in Education, Employment, or Training/NEET) di Indonesia
NINDYA RIANA SARI, Dr. Sukamdi, M.Sc.; Dr. Abdur Rofi, M.Si.
2020 | Tesis | MAGISTER KEPENDUDUKANDalam tujuan kedelapan SDGs, terdapat indikator yang salah satunya adalah mengurangi proporsi pemuda yang Not in Education, Employment, or Training (NEET). Dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN, Indonesia memiliki persentase NEET tertinggi. Ketidakaktifan pada pemuda merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik mikro maupun makro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pemuda yang berstatus NEET dan faktor individu, rumah tangga, serta kontekstual wilayah yang memengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis data sekunder. Data yang digunakan adalah Sakernas 2018 dan publikasi yang bersumber dari Badan Pusat Statistik. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis multilevel logistik biner. Hasil analisis menunjukkan beberapa hal penting. Pertama, karakteristik pemuda yang termasuk dalam NEET didominasi oleh pemuda yang rata-rata berumur 23 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan SMA ke atas, bukan penyandang disabilitas, dan berasal dari rumah tangga yang kepala rumah tangganya berpendidikan rendah serta bekerja pada sektor informal. Kedua, faktor individu, faktor rumah tangga, dan faktor kontekstual wilayah memberikan pengaruh signifikan terhadap probabilitas pemuda menjadi NEET. Pemuda yang lebih berpeluang menjadi NEET adalah pemuda penyandang disabilitas dan pemuda yang berjenis kelamin perempuan. Variasi status NEET pemuda di Indonesia paling besar dipengaruhi oleh adanya perbedaan karakteristik individu.
There are indicators in the eight SDGs goals, one of which is reducing the proportion of youth who are Not in Education, Employment, or Training (NEET). Compared to countries in the ASEAN region, Indonesia has the highest NEET percentage. Inactivity in youth is a complex problem that is influenced by various factors, both micro and macro. This study aims to determine the characteristics of young people with NEET status and individual, household, and contextual factors affecting them. This study uses a quantitative approach with secondary data analysis methods. The data used is Sakernas 2018 and publications sourced from the Statistics Indonesia. The method used is descriptive analysis and binary logistic multilevel analysis. The analysis showed several essential things. First, the characteristics of youth included in NEET are dominated by the youth who are on average 23 years old, are female, have a high school education or above, are not disabled, and come from households whose heads of households have low education and work in the informal sector. Second, individual factors, household factors, and regional contextual factors significantly influence the probability of youth becoming NEET. Youth who are more likely to become NEET are young people with disabilities and young women. The variations in the NEET status of youth in Indonesia are mostly influenced by differences in individual characteristics.
Kata Kunci : pemuda, NEET, faktor individu, faktor rumah tangga, faktor kontekstual wilayah, multilevel logistik biner