Laporkan Masalah

Kolaborasi Antara Divisi Inti dengan Sub-Divisi Wanawisata Santirah dan Sub-Divisi Goa Lanang dalam Pengelolaan Desa Wisata Selasari, Pangandaran

MIRANDA DWI HASTANI, Yulita Kusuma Sari, S.T., M.Sc.

2020 | Skripsi | S1 PARIWISATA

ABSTRAK Desa Wisata Selasari merupakan salah satu pariwisata berbasis masyarakat yang berada di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat yang memiliki berbagai potensi wisata alam dan budaya seperti wisata goa, wisata sungai, serta berbagai kesenian khas Jawa Barat . Struktur kepengelolaan desa wisata ini terbagi menjadi pengurus inti serta lima sub-divisi yang masing-masing memiliki wewenang dalam mengelola lima obyek wisata yang terdapat di Desa Wisata Selasari. Sebagai sebuah pariwisata berbasis masyarkat, pengelolaan Desa Wisata Selasari, Kabupaten Pangandaran menjumpai permasalahan yang diantaranya didorong oleh adanya konflik yang terjadi secara internal seperti konflik antar pengelola, sistem kepengelolaan yang belum matang, serta pendanaan yang masih terbatas yang menyebabkan tiga obyek wisata yang dikelolanya hingga saat ini berada dalam keadaan tidak aktif. Akan tetapi, terhambatnya perkembangan obyek-obyek wisata tersebut tidak menghentikan pengelola untuk terus bergerak bersama dalam upaya untuk mengembangkan pariwisata di Desa Wisata Selasari.Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kolaborasi yang terjadi antara dua sub-divisi yang hingga kini masih aktif yaitu Wanawisata Santirah dan Goa Lanang tersebut beserta pengurus inti dalam upaya untuk terus mengembangkan Desa Wisata Selasari ditengah adanya keterbatasan dan berbagai konflik tersebut menggunakan teori karakteristik kolaborasi Van Wyk & Danphat (2018). Berdasarkan teori tersebut, dalam sebuah kolaborasi terdapat lima karakteristik yang harus dipenuhi yang diantaranya yaitu adanya tujuan bersama (common goals), hubungan mutualitas (mutuality), kepercayaan antar aktor (trust), lingkungan kolaborasi yang memadai (enabling environment), dan spesifikasi karakter tertentu yang harus dimiliki masing-masing aktor kolaborasi (Specific Personal Characteristic). Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif analitik. Hasil penelitian mengemukakan bahwa karakteristik dalam pelaksanaan kolaborasi antar sub-divisi serta pengurus inti belum terpenuhi secara maksimal seperti tujuan organisasi yang tidak didasarkan oleh keputusan bersama, masih adanya krisis kepercayaan yang terjadi antar-anggota serta sub-divisi, serta beberapa anggota yang masih mementingkan kepentingan individu diatas kepentingan kelompok.

ABSTRACT Selasari Tourism Village is a community-based tourism located in Pangandaran Regency, West Java which has various natural and cultural tourism potentials such as cave tourism, river tourism, and various West Javanese arts. The management structure of this tourism village is divided into a core comittee and fivs aubdivisions, each of which has the authority to manage five tourism objects in the Selasari Tourism Village. As a community-based tourism, the management of Selasari Tourism Village, Pangandaran Regency has encountered problems which are driven by conflicts between organization member, immature management systems, and limited funding which causes three of five tourist objects became inactive until this day. However, the obstruction of the development of these tourism objects does not stop the still active sub-divisions from continuing to move together in an effort to develop tourism in Selasari Tourism Village. This study This research is conducted using qualitative method which aims to see how the collaboration that occurs between the two sub-divisions which are still active, which are Wanawisata Santirah and Goa Lanang along with the core management in an effort to continue to develop Selasari Tourism Village in the midst of limitations and various conflicts using the theory of collaboration characteristics developed by Van Wyk, Robert, & Danphat (2018). Based on this theory, in a collaboration there are five characteristics that must be fulfilled which include common goals, mutuality, trust between actors, an enabling collaborative environment, and specific personal characteristics that must be owned by each collaboration actor. The results of the study shows that the implementation of collaboration between sub-divisions and the parent division have not been entirely fulfilled which was shown as how the organizational goals that are not based on joint decisions, there is still a crisis of trust that occurs between members and subdivisions, as well as some members who were still unable to maintain their focus on the organizational goals instead of their own.

Kata Kunci : Kolaborasi, pariwisata berbasis masyarakat, desa wisata, Desa Wisata Selasari, Pangandaran

  1. S1-2020-383947-abstract.pdf  
  2. S1-2020-383947-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-383947-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-383947-title.pdf