STATUS KESEHATAN MANUSIA DARI SITUS BATANGMATASAPO, SELAYAR, SULAWESI SELATAN ABAD XVI-XVII (KAJIAN PALEOPATOLOGI RANGKA DAN GIGI)
NOVIALITA R P, Dr. Anggraeni, M.A
2020 | Skripsi | S1 ARKEOLOGISitus Batamatasapo yang terletak di Selayar Sulawesi Selatan telah diekskavasi pada tahun 1982, dan menghasilkan delapan rangka manusia. Penelitian ini menggunakan empat rangka (R1, R4, R5, dan R7) dari situs tersebut yang disimpan di Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah patologi yang terdapat pada tulang dan gigi manusia yang ditemukan di situs tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status kesehatan manusia Situs Batangmatasapo. Penelitian dimulai dengan melakukan identifikasi ulang, meliputi MNI, usia mati, jenis kelamin dan patologinya secara makroskopis, dengan buku panduan dan pengamatan langsung terhadap tulang koleksi Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan analisis MNI terhadap keempat rangka diketahui bahwa sebenarnya ada sembilan individu, yang kemudian diberi nama R1A, R1B, R4A, R4B, R4C, R5A, R5B, R7A dan R7B. Rangka R1A dan R4A merupakan laki-laki dewasa, R1B dan R5A merupakan perempuan dewasa, R7A perempuan remaja, R5B dan R7B merupakan individu dewasa, R4B dan R4C merupakan bayi. Kondisi patologi yang ditemukan pada keseluruhan individu berupa porotic hyperostosis, infeksi, trauma pada tulang, kalkulus gigi, enamel hipoplasia, enamel pearl, modifikasi gigi, pencabutan gigi, perubahan warna gigi dan caries. Berdasarkan hasil analisis usia mati dan patologi dapat disimpulkan bahwa status kesehatan manusia dari Situs Batangmatasapo tidak terlalu bagus. Dari enam individu yang diketahui usia matinya, tiga individu meninggal pada usia kurang dari 40 tahun dan satu individu mati pada usia kurang dari 20 tahun dan dua lainya mati sebelum berusia lima tahun. Beberapa temuan patologi merupakan jejak budaya, seperti modifikasi gigi, pencabutan gigi, penggunaan sirih pinang serta bukti aktivitas yang pernah dilakukan individu tersebut.
The Batangmatasapo Site, located in Selayar, South Sulawesi, was excavated in 1982. From the excavation, eight skeletons and burial goods were discovered. This study uses four skeletons (R1, R4, R5, and R7) from the Batangmatasapo Site that are kept at the Bioanthropology and Paleoanthropology Laboratory of Universitas Gadjah Mada. This research was conducted to address the pathological problems found in the bones and teeth on the site. The aim of this study is to determine the health status of the people in Batangmatasapo site. The methods of analyses comprised of re-identification of MNI, age at death, sex and pathology by macroscopic observation using manual books and bone comparisons. The bones for comparison studies are collections of the laboratory. Based on the MNI analysis of the skeletons, nine individuals were identified which then named R1A, R1B, R4A, R4B, R4C, R5A, R5B, R7A and R7B. The R1A and R4A are belong to adult males, R1B and R5A are adult females, R7A is a teenage female, R5B and R7B are adult individuals, R4B and R4C are babies. Pathological conditions found in skeletons are porotic hyperostosis, infections, trauma on bones, dental calculus, enamel hypoplasia, enamel pearl, teeth modifications, teeth extractions, teeth discolorations and caries. Based on the results of age of death and pathology analyses, it can be concluded that the health status of people from the Batangmatasapo site was poor. Out of six individuals, three died before 40 years old, one individual died at less than 20 years and two others died before the age of five. Some pathology related to cultural activities such as teeth modifications, teeth extractions, the use of betel nuts and daily activities of the individuals.
Kata Kunci : Kata kunci : patologi, Batangmatasapo, status kesehatan, modifikasi gigi