Pengungkapan Aset takberwujud dan Relevansinya Terhadap Nilai Pasar Saham (Studi Pada Perusahaan berbasis teknologi di Indonesia)
NUZUL IBNU HAJAR, Zuni Barokah, S.E., M.Comm., Ph.D., CA.
2020 | Tesis | MAGISTER AKUNTANSITujuan --- Penelitian ini bertujuan menginvestigasi tingkat pengungkapan aset takberwujud dan apakah pengungkapan serta nilai aset takberwujud tersebut merupakan informasi yang relevan di perusahaan berbasis teknologi di Indonesia. Desain/Metodologi/Pendekatan --- Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis konten dan analisis regresi berganda. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang berkaitan dengan informasi harga saham, nilai buku, laba bersih perusahaan, jumlah saham yang beredar, total aset takberwujud dan catatan atas laporan keuangan. Temuan --- Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata tingkat pengungkapan wajib aset takberwujud pada perusahaan berbasis teknologi yang ada di Indonesia tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 adalah sebesar 68%. Pengungkapan wajib aset takberwujud merupakan informasi yang relevan. Amandemen PSAK 19 mendorong indikator tertentu dalam meningkatkan kepatuhan atas informasi aset takberwujud yang sebelumnya tidak diatur sebelum amandemen. Sementara itu, total aset takberwujud bernilai relevan dengan harga saham yang menunjukkan bahwa tingkat kapitalisasi aset takberwujud memiliki respon positif bagi pengguna laporan keuangan. Batasan/Implikasi --- Penelitian ini memiliki keterbatasan pada periode penelitian selama 3 tahun, dan hanya menggunakan perusahaan berbasis teknologi tinggi (hi-tech). Penelitian ini juga memiliki implikasi pada kebijakan, praktiks dan akademiks terkait dengan relevansi nilai aset takberwujud. Originalitas/Nilai --- Aset takberwujud yang dimiliki perusahaan pada era ekonomi baru semakin kompleks, sehingga perlu pengujian untuk mendapatkan bukti secara empiris, apakah nilai aset takberwujud tersebut merupakan informasi yang relevan mempengaruhi harga saham. Selain itu, penelitian ini menganalisis tingkat pengungkapan dan total nilai aset takberwujud yang di kapitalisasi oleh perusahaan berbasis teknologi di Indonesia setelah amandemen PSAK 19. Kata kunci : Relevansi nilai, Aset takberwujud, Pengungkapan, Perusahaan Berbasis Teknologi, PSAK 19.
Objective --- This study aims to investigate the level of intangible assets disclosure and whether the intangible assets disclosure and value of have value relevance for technology-based companies in Indonesia. Design/Methodology/Approach --- This study uses a quantitative approach through content analysis and multiple regression analysis. The data used are secondary data relating to stock price information; book value; company net income; number of shares outstanding; total intangible assets and notes to financial statements. Findings --- The results show that the average level of mandatory disclosure of intangible assets in technology-based companies in Indonesia from 2016 to 2018 was 68%. Mandatory disclosure of intangible assets is relevant information. The amendment to PSAK 19 (Financial Accounting Statement Standards 19) encourages certain indicators to improve compliance with information on intangible assets that were not previously regulated prior to the amendment. Meanwhile, the total value of intangible assets is relevant to share prices, which indicates that the level of intangible assets capitalization in the new economic era can be well responded by market players. Limitations/Implications --- This study has limitations in terms of its 3-year study period, and that it only uses hi-tech based companies. This research also has implications for policy, practice and academics in relation to the value relevance of intangible assets. Originality/Value --- Intangible assets owned by companies in the new economic era are increasingly complex, therefore, an investigation is necessary to obtain empirical evidence whether intangible assets value is relevant information that affects share prices. In addition, this study analyzes the level of disclosure and the total value of intangible assets capitalized by technology-based companies in Indonesia after the amendment to PSAK 19. Keywords:
Kata Kunci : Value relevance, Intangible assets, Disclosure, Technology-based companies, PSAK 19