Bangkit dalam Keterbatasan: Partisipasi Orang Kolok dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa Bengkala, Buleleng, Bali
I GEDE ANDI LEGAWA, Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si
2020 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGIFenomena desa wisata memang menjadi perhatian dalam beberapa tahun belakangan ini. Salah satu desa unik di Kabupaten Buleleng dan bahkan di Indonesia yang dijadikan sebagai desa wisata adalah Desa Bengkala. Desa ini menampilkan kelompok disabilitas yakni kelompok kolok sebagai ikon utamanya melalui Tarian Janger Kolok. Keterlibatan mereka dalam dunia wisata di satu sisi telah meningkatkan partisipasi orang kolok dalam wisata, namun di sisi lain terjadi komodifikasi terhadap mereka sebagai daya tarik pariwisata. Hal inilah yang mendorong penelitian ini dilakukan dengan mempertanyakan beberapa hal yakni: 1) Bagaimana partisipasi orang kolok dalam pengembangan desa wisata di Desa Bengkala; 2) Bagaimana komodifikasi terhadap orang kolok dalam pengembangan desa wisata; dan 3) Bagaimana dampak keterlibatan orang kolok terhadap pengembangan desa wisata di Desa Bengkala. Guna menjelaskan dan memahami hal itu, digunakan beberapa perspektif dan pendekatan partisipasi, serta teori komodifikasi. Dengan menggunakan pendekatan proses dan dinamika, maka pemahaman terhadap komunitas kolok lebih mudah dipahami. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian kualitatif. Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini terletak di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali. Dalam pemilihan informan terdapat 33 informan yang diwawancarai selama penelitian berlangsung diantaranya warga Desa Bengkala dan wisatawan (baik lokal dan asing). Dari seluruh informan yang diwawancarai terdapat 2 informan kunci yang mewakili dua sudut pandang yakni dari warga kolok dan warga normal. Sedangkan pada tahap pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan partisipasi observasi dan wawancara. Pada bagian akhir yakni analisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk dapat menguraikan, menafsirkan, dan menggambarkan data yang terkumpul secara sistematik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi orang kolok dalam pengembangan pariwisata di Desa Bengkala lebih besar dalam aktivitas pariwisata, namun sangat terbatas pada proses kebijakan pengembangan desa wisata. Mereka tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Menurut Tosun, mereka termasuk kelompok passive participatory tourism. Kelompok lebih diarahkan dalam aktivitas pariwisata (sebagai penari) dan hampir tidak terlibat dalam proses pengembilan keputusan pengembangan desa wisata di Bengkala. Sedangkan pada komodifikasi, orang kolok sebelum dijadikannya Desa Bengkala menjadi desa wisata, mereka dianggap sebagai masyarakat yang tidak mampu melakukan kegiatan ataupun aktivitas di luar kesehariannya, kini mereka telah menjadi sebuah komoditi yang dipasarkan dalam industri desa wisata. Dijadikannya Desa Bengkala menjadi desa wisata dan dilibatkannya orang kolok di dalamnya menghadirkan dampak bagi orang kolok sendiri. Dampak yang hadir terhadap orang kolok dalam keterlibatannya pada pengembangan desa wisata adalah secara positif memberikan mereka manfaat dalam bidang sosial ekonomi. Hal ini tampak pada kesempatan kerja yang diperoleh orang kolok dalam berpartisipasi pada pelaksanaan program-program yang telah dicanangkan pemerintah desa
The phenomenon of tourist village has indeed become a concern in recent years. One of the unique villages in Buleleng Regency and even in Indonesia is the tourist village of Bengkala village. This village features a disability group, the kolok group as main icon through the kolok janger dance. Their involvement in the world of tourism on the one hand has increased the participation of kolok people in tourism, but on the other hand there has been a commodification of them as a tourist attraction. This is what drive this research by asking question: 1) how the participation of kolok people in the development of tourism village in Bengkala village, 2) How commodification of kolok people in the development of kolok people in the development of tourist village, and 3) what is the impact of involvement of kolok people on the development of tourism village in Bengkala village. To explain and understand this, several perspective and approaches to participation are used, as well as theory of commodification. By using a process and dynamics approach, understanding the kolok community is easier to understand. The research method used in this thesis is a qualitative research method. The location chosen for this study is located in Bengkala villafe, Kubutambahan district, Buleleng regency, Bali. In the selection of the informants, 33 informants were interviewed during the research, including Bengkala village resident and tourist (both of local and foreign). From all informant interviewed, there were 2 key informants representing two points of view, namely from the kolok residents and normal residents. Whereas the data collection stage was carried out using observation and interview participation. At the end of the data analysis, the author used descriptive qualitative analysis to be able to describe, interpret, and describe data collected systematically. The findings of this study indicate that the participation of kolok in the development of tourism in Bengkala Village is greater in tourism activities, but is very limited in the policy process of developing tourist village. They are not involved in the decision making process. According to Tosun, they belong to the passive participatory tourism group. The group is more directed in tourism activities (as dancer) and is almost not involved in the process of decision making to develop a tourism village in Bengkala. whereas in commodification, before Bengkala became a tourist village, kolok were considered as people who were unable to carry out activities outside their daily life. Now they become a commodity that is marketed in tourism village industry. The Bengkala Village become into a tourist village and involved the kolok in the impact on the kolok themselves. The impact that is present on the kolok in their interaction on the development of a tourist village is to positively benefit them in the socio-economic field. This can be seen in the job opportunities the kolok get in the implementation of programs that have been launched by the village government
Kata Kunci : Orang Kolok, Desa Wisata, Partisipasi, Komodifikasi