Pengelolaan Arsip Seismogram di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta
DIMAS PRABOWO, Indah Novita Sari, S.IIP., M.A.
2020 | Tugas Akhir | D3 KEARSIPANPenulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menjelaskan pengelolaan arsip seismogram di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta. Arsip seismogram berisi informasi mengenai getaran yang dilakukan oleh aktivitas Gunung Merapi. Ruang lingkup permasalahannya yaitu bagaimana pengelolaan arsip seismogram, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan kendala yang dihadapi dalam melakukan pengelolaan. Metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu observasi partisipatif, wawancara, dan studi pustaka. Observasi partisipatif dilakukan dengan ikut langsung dalam pelaksanaan kegiatan. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab dengan narasumber. Studi pustaka dilakukan dengan cara menghimpun dan memahami sumber referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Kesimpulan yang dihasilkan dari penulisan ini yaitu arsip seismogram yang dikelola di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dikategorikan baik. Pengelolaan arsip seismogram yang dilakukan meliputi penciptaan yang dilakukan di Seksi Gunung Merapi, pengelolaan setelah menjadi inaktif dan dikelola di Unit Kearsipan, dan penyusutan. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan arsip seismogram yaitu penanganan yang tidak sesuai, sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar, SDM, hewan, dan faktor lain.
The aims of the final project is to explain the management of the seismogram records at the Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta. The seismogram records contains information about vibrations carried by the activities of Gunung Merapi. The scope of the problem is how to manage the seismogram records, the facilities and infrastructure needed, and the obstacles faced in managing those records. The method used in data collection are participatory observation, interviews, and literature study. Participatory observation has been done by participating directly in the of activities. Interviews were conducted by asking a question to the interviewees. A literature study has been done by collecting and understanding the sources of reference relating to the issues to be discussed. the conclusion of the writing is that the seismogram records managed at the Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta are well categorized. Management of seismogram records carried out includes those carried by Gunung Merapi Section, management after being inactive and managed in the Unit Kearsipan, and depreciation. Constraints faced in managing seismogram records are improper handling, infrastructure that does not meet standards, human resources, animals, and natural factors.
Kata Kunci : pengelolaan, arsip seismogram, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta