PENGARUH APLIKASI SERBUK FIBROIN KOKON BOMBYX MORI L. SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN KAPING PULPA DIREK DIBANDINGKAN MINERAL TRIOXIDE AGREGATE (MTA) TERHADAP VIABILITAS SEL DAN GAMBARAN HISTOLOGI JARINGAN PULPA (Kajian in Vitro pada Sel Pulpa Gigi Manusia dan Kajian in Vivo pada Gigi Molar Sprague Dawley)
SARTIKA PUSPITA, Dr. drg. Siti Sunarintyas, M.Kes
2020 | Disertasi | DOKTOR ILMU KEDOKTERAN GIGIKaping pulpa direk adalah perawatan endodontik yang ditujukan untuk gigi vital yang mengalami pulpa terbuka. Keberhasilan perawatan kaping pulpa direk 87,06% selama 1 - 6 bulan namun berdasarkan evaluasi jangka panjang memiliki prognosis rendah yaitu 37% dan 13% dalam waktu 5 - 10 tahun. Hal ini disebabkan karena bahan yang digunakan memiliki kekurangan yaitu jembatan dentin yang terbentuk kurang sempurna. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mencari bahan baru yang mampu menginduksi terbentuknya jembatan dentin lebih sempurna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi serbuk fibroin B. mori dibandingkan MTA terhadap viabilitas sel, kerusakan jaringan pulpa, respon inflamasi, diferensiasi odontoblast like cells dan pembentukan jembatan dentin. Metode penelitian ini adalah in vitro menggunakan kultur sel primer pulpa gigi manusia untuk uji viabilitas sel dan in vivo menggunakan 24 gigi molar satu Sprague Dawley dibagi menjadi dua kelompok (n=12). Kelompok 1, 12 gigi diaplikasikan serbuk fibroin dan kelompok 2, 12 gigi diaplikasikan MTA (Dentsply, USA) sebagai kontrol positif. Masing-masing dibagi dalam kelompok waktu pengamatan yaitu hari ke-7, 14, 21 dan 28 (n=3). Keberhasilan perawatan dievaluasi dengan teknik pewarnaan hematoksilin eosin (HE) untuk kerusakan jaringan dan respon inflamasi. Evaluasi diferensiasi odontoblast like cells dan pembentukan jembatan dentin dengan teknik imunohistokimia (IHC) yaitu nestin dan dentin matriks protein-1 (DMP-1). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan viabilitas sel pulpa terhadap fibroin di atas 100% pada semua konsentrasi. Fibroin memiliki kemampuan mengurangi kerusakan jaringan dan inflamasi pulpa pada hari ke-14 lebih cepat dari MTA, pada hari ke-21 (p<0,05) mampu menginduksi diferensiasi odontoblast like cells dan tidak ada perbedaan dengan MTA (p>0,05) serta pembentukan jembatan dentin lebih cepat dibandingkan dengan MTA pada hari ke-28 (p<0,05). Secara histologis, fibroin lebih baik dibanding MTA yaitu pada hari ke-7 dimana tidak menimbulkan nekrosis, mampu menginduksi diferensiasi odontoblast like cells, pembentukan jembatan dentin lebih baik pada hari ke-28. Kesimpulan penelitian ini adalah serbuk fibroin bersifat sitokompatibel, mampu mengurangi kerusakan jaringan, menurunkan respon inflamasi jaringan pulpa lebih cepat dan jembatan dentin lebih baik dibanding MTA.
Background: Direct pulp capping is an endodontic treatment aimed at vital teeth with exposed pulp. The success of the treatment of direct pulp capping is quite good at around 87.06 % for 1 - 6 months of treatment but for long-term the prognosis of successful treatment is quite low at 37 % and 13 % within 5 - 10 years. This is because the material used today still has a shortage of dentinal bridge that is formed imperfectly causing failure. Thus, a study is needed to find new materials that can induce the formation of dentinal bridge more perfectly. Objective: This study was to determine the effect of B. mori fibroin powder application on cytoviability of pulp cells, pulp tissue damage, inflammatory response, odontoblast-like cells differentiation and dentin bridge formation. Methods: This study is in vitro study used primary human pulp cells for cytoviability of the pulp and in vivo study used 24 Sprague Dawley first molars were divided into two groups (n = 24). A total of 12 teeth in group one were applied fibroin powder and the other 12 teeth in group two were Mineral Trioxide Aggregate (MTA, Dentsply, US) as a positive control. Each group was observed on day 7, 14, 21 and 28 (n = 3). The success of treatment was evaluated by observing tissue preparations with hematoxylin eosin (HE) for tissue damage and inflammatory response. The evaluation of odontoblast-like cells differentiation and dentin bridges formation were observed with immunohistochemical (IHC) techniques namely nestin and dentin matrix protein-1 (DMP-1). The data obtained were analyzed using the Kruskal Wallis test and Mann Whitney U. Results: The result showed that fibroin was cytocompatible with pulp cells and reduce tissue damage and inflammation of the pulp (day 14th) better than MTA (p < 0.05). It was also able to induce differentiation of odontoblast-like cells, there is no differention than MTA (p > 0,05) and dentin bridge formation better than MTA day 28th (p < 0.05). Histological analysis of the fibroin indicated that it can reduce tissue damage and the inflammatory response of pulp tissue compared to MTA by not causing tissue necrosis in the areas that come in direct contact with medicament material (day 7th). The fibroin powder can induce the differentiation of odontoblast like cells and the formation of a better dentinal bridge with a perfect appearance and no microleakage (day 28th). Conclusion: To sum up fibroin is cytocompatible with pulp cells and it can reduce tissue damage and the inflammatory response and dentinal bridge formation better than MTA.
Kata Kunci : fibroin, jembatan dentin, kaping pulpa direk, MTA, odontoblast like cells/Keywords: dentin bridge, direct pulp capping, fibroin, MTA, odontoblast like cells