Implikasi Perubahan Konsep bekerja ICLS ke-13 Menjadi ICLS ke-19 Terhadap Permasalahan Ketenagakerjaan di Wilayah Indonesia (Analisis Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2017 dan 2018)

NUR HIDAYATI, Dr. Andri Kurniawan, M.Si; Dr. Sukamdi, M.Sc.

2020 | Tesis | MAGISTER KEPENDUDUKAN

Masalah ketenagakerjaan masih menjadi perhatian utama di hampir seluruh negara di dunia terutama di negara-negera yang sedang berkembang. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah dalam kondisi yang cukup memprihatinkan dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar. Akan tetapi permasalahan yang terjadi justru indikator ketenagakerjaan yang digunakan saat ini belum mampu menggambarkan sepenuhnya dunia kerja. Dengan keadaan ketenagakerjaan seperti saat ini memerlukan adanya pembaruan kerangka kerja dalam bidang statistik tenaga kerja untuk mengatasi dinamika aspek pasar tenaga kerja yang terjadi akibat perubahan struktur angkatan kerja. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan inferensial, yaitu uji beda dua sampel berpasangan dan regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2017 dan 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pekerja kumulatif di Indonesia lebih banyak didominasi oleh pekerja pada lapangan pekerjaan pertanian, sebagai tenaga usaha jasa dan tenaga penjualan, pekerja keluarga/tidak dibayar, dan berusia muda (15-24 tahun). Karakteristik pekerja subsisten tidak jauh berbeda dengan ciri tersebut di atas, hanya berbeda pada variabel umur, yang menunjukkan bahwa pekerja subsisten lebih banyak didominasi oleh pekerja usia tua (60 tahun ke atas). Hasil lain adalah terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada EPR, TPT, dan TSP antara konsep ICLS ke-13 (lama) dan ICLS ke-19 (baru). Terdapat perbedaan faktor yang berpengaruh pada TPAK dan TPT dengan konsep baru dan lama, sedangkan pada EPR dan TSP tidak terdapat perbedaan faktor yang berpengaruh antara konsep baru dan lama. Investasi, UMP dan tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap TPAK baru, sedangkan pada TPAK lama hanya tingkat pendidikan yang berpengaruh negatif. Investasi, UMP dan tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap TPT lama, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap TPT baru. Pada EPR baru maupun lama, hanya variabel tingkat pendidikan yang berpengaruh negatif. Pada TSP lama maupun baru, variabel pertumbuhan PDRB, investasi dan UMP secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif.

The problem of employment is still a major concern in almost all countries in the world, especially in developing countries. The employment problem in Indonesia is a pretty poor condition with a large number of unemployed and underemployed. However, the problem that occurs is that the employment indicators used today have not been able to fully describe the world of work. With the current labor situation, there is a need to update the framework in the field of labor statistics to overcome the dynamics of labor market aspects that occur due to changes in the structure of the labor force. This analytical method in this study uses descriptive and inferential analysis, namely the paired sample t test and multiple linear regression. This study uses National Labor Force Survey data for August 2017 and 2018. The results of this study are that the characteristics of cumulative workers in Indonesia are dominated by agricultural worker, as service and sales workers, employment status as family workers / unpaid, and young (15-24 years). Not much different from cumulative workers, the characteristics of subsistence workers in Indonesia differ only on the age variable, where the subsistence workers are mostly dominated by older workers (60 years and over). The GRDP growth negatively affects old and new Underemployment Rate. Investment and regional minimum wage have a negative effect on the new LFPR, the old Underemployment Rate and new Underemployment Rate. Meanwhile, the level of education has a negative influence on the old and new LFPR, as well as teh old and new EPR, while the old Open Unemployment Rate has a positive effect. Differences in factors that influence between the old and new concepts are in the LFPR and Open Unemployment Rate, where in the old LFPR only variable levels of education have a significant effect but in the new LFPR is influenced by investment, regional minimum wage and education level. In the Open Unemployment Rate, only the old Open Unemployment Rate was influenced by investment, regional minimum wage and educational level variables had a negative effect.

Kata Kunci : permasalahan ketenagakerjaan, pekerja kumulatif, pekerja subsisten, ICLS ke-19/: employment problem, cumulative worker, subsistence worker, 19th ICLS