Laporkan Masalah

Prosedur Dehorning dan Pemotongan Kuku pada Sapi Perah di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden

PRADHANTI NUR AZIZAH, drh. Naela Wanda Yusria Dalimunthe., M.Sc.

2020 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN

Sapi yang tidak bertanduk memiliki manfaat diantaranya dapat menghemat ruang, mengurangi agresifitas pada sapi lain, dan mengurangi agresifitas pada peternak. Memotong kuku secara berkala dapat mengurangi resiko terjadinya sarang penyakit. Karya tulis ini merupakan hasil dari kegiatan praktik kerja lapangan yang ada di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Hijauan dan Pakan Ternak (BBPTU HPT) Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah, tentang prosedur dehorning dan potong kuku. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui perawatan tanduk dan kuku sapi perah dan mengetahui tatalaksana yang dilakukannya. Data yang diperoleh berasal dari kegiatan pengamatan, wawancara, dan pengambilan dokumentasi. Hasil yang diperoleh yaitu tanduk yang boleh dilakukan dehorning yaitu sapi yang berumur tiga bulan dengan metode besi yang dipanaskan. Dehorning dilakukan agar sapi memenuhi syarat sebagai bibit unggul sesuai dengan SNI nomor 2735-2014 yang menyatakan bahwa sapi perah tidak bertanduk. Prosedur dehorning yaitu melakukan restrain pada pedet kemudian di anestesi lokal menggunakan lidocaine 2% 2 ml, sulpidon® 3 ml, dan disemprot dengan limoxin-25 spray®. Pemotongan kuku dilakukan pada sapi yang berumur lebih dari satu tahun dan dilakukan setiap dua kali dalam satu tahun dengan metode yang sederhana yaitu hanya menggunakan pisau kuku, palu, dan kikir. Sapi dipotong kukunya agar terhindar dari penyakit kuku. Kegiatan dehorning dan pemotongan kuku di BBPTU HPT Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah telah sesuai menurut literatur.

Hornless cows have the benefit of saving space, reducing aggressiveness in other cows, and reducing aggressiveness in breeders. Cutting nails regularly can reduce the risk of developing disease nests. This paper is the result of fieldwork practices in the Hornless cows have the benefit of saving space, reducing aggressiveness in other cows, and reducing aggressiveness in breeders. Cutting nails regularly can reduce the risk of developing disease nests. This paper is the result of fieldwork practices in the Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Hijauan and Pakan Ternak (BBPTU HPT) Baturraden, Purwokerto, Central Java, Central Java, about the dehorning procedure and nail cutting. The purpose of this paper is to find out the treatment of horns and nails of dairy cows and know the procedures they do. The data obtained came from observations, interviews, and documentation. The results obtained are the dehorning antlers, three-month-old cattle using the heated iron method. Dehorning is done so that cows meet the requirements as superior seeds according to SNI number 2735-2014 which states that dairy cows are not horned. The dehorning procedure involves resting the calf and then under local anesthesia using 2% 2 ml lidocaine, 3 ml sulpidone® and spraying with limoxin-25 spray®. Nail cutting is done on cows that are more than one year old and is done every two times in one year with a simple method that is only using a nail knife, hammer, and file. Cows cut nails to avoid nail disease. Dehorning activities and nail cutting at BBPTU HPT Baturraden, Purwokerto, Central Java are according to the literature.

Kata Kunci : Dehorning, potong kuku, sapi perah, Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU HPT) di Baturraden

  1. D3-2020-416498-abstract.pdf  
  2. D3-2020-416498-bibliography.pdf  
  3. D3-2020-416498-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2020-416498-title.pdf