Laporkan Masalah

Pencemaran udara di ruang proses pembatikan industri rumah tangga batik :: Studi kasus industri rumah tangga batik di kampung Taman Kotamadya Yogyakarta

DARMIYANTI, Dr.Ir. Bardi Murachman, SU.,DEA

2002 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi karbon monoksida, karbon dioksida, sulfur dioksida, suhu, kelembaban serta bau di ruang proses pembatikan sebagai dampak kegiatan proses pembatikan terhadap lingkungan kerja, dengan studi kasus industri rumah tangga di Kampung Taman Kotamadya Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 1999 sampai Januari 2000. Pengukuran parameter-parameter yang diteliti dilakukan pada dua industri rumah tangga yang masing masing menggunakan satu buah kompor dan tiga buah kompor sebagai pemanas. Untuk mengetahui persepsi pembatik terhadap kesehatan dan kenyamanan dilakukan dengan kuisioner, dan pengambilan responden para pembatik di Kampung Taman dengan cara kluster. Data hasil pengukuran parameter yang diteliti dianalisis menggunakan analisis rangkaian waktu dan analisis grafik. Persepsi pembatik terhadap ketidaknyamanan kerja di analisis melalui analisis deskriptif. Hasil pengukuran konsentrasi polutan menunjukkan bahwa karbon monoksida, karbon dioksida dan sulfur dioksida di kedua industri yang diteliti masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditentukan oleh Departemen Tenaga Kerja melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor SE 0 l/MEN/1997 Tentang NAB Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja. Hasil pengukuran karbon monoksida di ruang proses pembatikan berkisar sekitar 2,OO ppm - 8,66 ppm. Karbon dioksida berkisar sekitar 372, 498 ppm - 473,885 ppm. Sulfur dioksida berkisar sekitar 0,00028 ppm - 0,00268 ppn Suhu di ruangan proses sekitar 29 "C - 34 "C. Kelembaban sekitar 50,5 % - 67. Dari hasil penelitian persepsi pembatik mengenai dampak kegiatan terhadap kesehatan dan kenyamanan kerja serta upaya antisipasinya, sebagian pembatik merasa terganggu rasa kesehatannya berupa gejala sesak nafks , pusing, mual dan ngantuk, dan mata pedih. Sebagian responden merasa terganggu rasa kenyamanannya karena gerah dan bau. Umumnya pembatik tidak menyukai alat pelindung masker. Sebagian besar pembatik setuju penggunaan kipas angin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruang proses pembatikan terkontaminasi oleh karbon monoksida dengan konsentrasi yang beresiko terhadap kesehatan pembatik. Kondisi ruang kerja tidak nyaman. Untuk mengurangi karbon monoksida di ruangan dapat dilakukan dengan memasang kipas angin atau menambah ventilasi ruangan.

This research aims to investigate the concentrations of carbon monoxide, carbon dioxide, sulfur dioxide, temperature, humidity and smells in batik-making workrooms as a result of the batik-making process on work environments, with a case-study of home industries in Kampung Taman Yogyakarta Municipal City. The research was conducted fkom Desember 1999 to January 2000. Measurement of parameters under investigation was carried out in two batik home industries, each of which used one stove and three stove as heaters. In order to discover the batik workers’ perceptions of health and comfort, a questionnaire was sent out to clusters of respondents. Methods of analyzing the data were time- series analysis, graphics analysis, and desriptive analysis. The result of measurements of the concentrations of pollutants indicated that carbon monoxide, carbon dioxide, sulfur dioxide in the two industries were still below the threshold level (NAB) set by the Ministry of Labour as stipulated in Ministerial Decision Number SE Ol/MEN/1997 concerning the threshold level of chemical elements in the air around work environments. The concentrations of carbon monoxide in batik-making workrooms ranged between 2.00 ppm and 8.66 ppn Carbon dioxide ranged between 372.498 ppm and 473.885 ppm. S u l k dioxide ranged between 0.00028 ppm and 0.00268 ppm. Temperature ranged between 29°C and 34OC. Humidity ranged from 50.5 % to 67 %. Investigation into the batik workers’ perceptions of the impact of their health and safety as well as efforts to anticipate the impact showed that some batik workers felt their health was affected by their work and they suffered fkom symptoms such as constriction in the chest, dizzyness, nausea, drowsiness, and stinging pain in the eyes. Some other workers did not like wearing protective masks but agreed to the use of electric fans.The research indicated that batik making workrooms have been contaminated carbon monoxide which is rather risky for the batik workers’health. Batik making workrooms were uncomfortable. To reduce carbon monoxide outflow, electric fans can be used or good ventilation fixed.

Kata Kunci : Pencemaran Udara,Industri Batik, Pollutants, temperature, humidity, batik-making workrooms.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.