Laporkan Masalah

Pengaruh musik barat terhadap kesenian Balanse Madam dalam masyarakat Minangkabau di Padang

ELINA, Misda, Prof.Dr. T. Ibrahim Alfian, MA

2002 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh musik Barat terhadap pertunjukan balanse madam pada masyarakat Padang di Sumatra Barat. Balanse madam adalah salah satu seni pertunjukan berbentuk tari diiringi oleh perangkat musik tradisional semacam musik gamat yang terdiri dari biola, gitar, gandang, alto sax, giring-giring, snare dan bass drum. Balanse madam ditarikan oleh priya dan wanita secara berpasangan paling sedikit sebanyak 4 pasang. Unsur tambahan yang merupakan karakteristik pertunjukan balanse madam, yakni adanya minuman keras dan judi di antara para penonton pada saat pertunjukan berlansung. Secara sosio historis dapat dijelaskan bahwa asal-usuI balanse madam diduga dari Portugis ketika bangsa itu mengadakan misi dagang disekitar pantai Barat Sumatra. Kesenian ini bersifat rekreasional diperuntukan sebagai hiburan malam bagi para juragan-juragan Portugis, sebagai penari wanita adalah karyawan-karyawan dagang bangsa tersebut yang berasal dari suku Nias. Setelah era Portugis, kesenian ini dikembangkan oleh suku Nias sebagai kelompok minoritas yang datang dari kepulauan Nias. Pada awal pertumbuhan kesenian ini hanya dapat dipentaskan di ruang tertutup disebuah gedung/rumah berbentuk lingkaran, disebut rumah “bola” dan saat sekarang telah ditampilkan di pentas-pentas terbuka. Sebagai seni pertunjukan yang bersifat hiburan dan unsur tambahan dalam pertunjukan yaitu minuman keras dan permainan judi dapat dipastikan bahwa kesenian ini adalah pengaruh Barat yang seharusnya tidak dapat berkembang di kota Padang yang majoritas penduduknya adalah suku Minangkabau yang pada prinsipnya menentang kehadiran judi dan minuman keras yang bertentangan dengan adat basandi Syarak dan Syarak basandi Kitabullah. Namun kenyataannya kesenian ini dapat eksis dalam masyarakat kota Padang. Lagu pengiring tari terdiri dari dua buah lagu, yaitu lagu Balai Kota dan lagu Kacang Goreng. Kedua lagu tersebut tidak digunakan sekaligus untuk mengiringi tari, tetapi hanya satu lagu untuk satu kali penampilan. Formula melodi lagu iringan ini berbentuk strofik, yakni terjadi pengulangan yang variatif. Pola garap lagu tersebut sama dengan pola garap lagu-lagu yang terdapat pada lagu gamat sebagai musik tradisional Minangkabau yang mana alat musiknya adalah pengaruh dari Barat, seperti biola, gitar dan drum. Dengan demikian kesenian balanse madam dapat diterima dalam masyarakat kota Padang.

This research’s goal to recognise about the influence of west music on the performance of Balanse madam on Padang societies in West Sumatra. Balanse madam is one of the art of performance is like dance followed by traditional music instrument as gamat music consist of violin, guitar, gandang, alto sax, giring-giring, snare and Bass drum. Balanse madam is danced by man and woman in couple at least four couples. As addition when the performance takes place the audiences can enjoy the alcoholic drinks and play gamble, because these are as the characteristic of performance. As history it can be explained that balanse madam derived from Portuguese when they held trade to Sumatra’s west beach. These arts have the characteristic as recreation was given for Portuguese skipper, as dancer’s are the employees of trade are derived from Nias ethnic. After Portuguese era, this art was developed by Nias ethnic as minority group who came from Nias islands. First this art could be shown in closed room at the building is like circle, called “Bola” and now has been shown at opened stage. The performance art is as entertainment but can’t be developed in West Sumatra because there is alcoholic drink and gamble when the art is performed and there are controversial with Minang societies who have culture as known “Adat Basandi Syarak dan Syarak basandi Kitabullah” it means. Al Quran becomes source Minang societies life. But this art is till exist in Padang societies. The song to accompany the dance consist of two songs, they are Balai Kota and Kacang Goreng song. Both songs are not used directly to follow the dance, but one song for one performance. The formula of song melody is strophic from, namely accrued repetition that various. The process of making the song the Same with gamat as traditional music of Minang Kabau that it’s music instrument is flounced by west, such as violen, quitar, drum. Therefore the art of balanse madam can be received in Minangkabau’s societies in Padang.

Kata Kunci : Musik Tradisional Minangkabau,Musik Gamat,Balanse Madam


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.