Laporkan Masalah

Komunikasi Bencana di Twitter pada Kasus Bencana Banjir di DKI Jakarta Periode Basuki Tjahaja Purnama (2014-2017) dan Anies Rasyid Baswedan (2017-2020)

AHMAD MAULANA, Dr. Bevaola Kusumasari, SIP., M.Si; Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih, S.Si., M.Si

2020 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN BENCANA

Komunikasi bencana di media sosial khususnya Twitter bukan menjadi hal baru dalam setiap fase suatu bencana. Hal ini akan menimbulkan permasalahan dengan banyaknya informasi atau pembicaraan yang ada di media sosial terkait dengan kebencanaan sehingga dapat membuat sebuah kesalahan informasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis wacana yang muncul serta jaringan aktor yang berperan aktif di Twitter terkait bencana banjir di DKI Jakarta berdasarkan periode kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Rasyid Baswedan. Pendekatan yang dilakukan adalah metode Corpus Assisted Disources Study (CADS) untuk mengetahui pembahasan secara menyeluruh pada Twitter terkait komunikasi bencana banjir di DKI Jakarta yang terjadi pada 2 figur pemimpin tersebut. Actor Network Theory (ANT) juga digunakan untuk memetakan jaringan aktor yang aktif dalam pembahasan atau memberikan informasi terkait bencana banjir di DKI Jakarta. Hasil dari penelitian ini diperoleh wacana yang berbeda dalam komunikasi bencana berdasarkan kepemimpinan 2 figur di DKI Jakarta mulai dari penanggulangan bencana sampai aspek keagamaan. Komunikasi yang ada lebih mencakup kepada masalah pribadi pemimpin, kepribadian pemimpin, kubu politik pemimpin dan lain sebagainya. Jaringan aktor yang aktif lebih banyak diperankan kepada media dan individu, sedangkan Pemerintah Daerah DKI Jakarta sebagai pemegang tanggung jawab atau aktor utama informasi hanya diwakili oleh BPBD Jakarta. Hal ini dapat menyebabkan informasi yang ada di Twitter tidak berdasarkan fakta dan dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Disaster communication in social media especially Twitter is not a new thing in every phase of a disaster. This will cause problems with the many information or talks that exist on social media related to disaster so that it can make an error information. The purpose of this research is to analyse the emerging discourse and the network of actors who play an active role in Twitter related to flood disaster in DKI Jakarta based on the leadership period Basuki Tjahaja Purnama and Anies Rasheed Baswedan. The approach was a method of Corpus Assisted Disources Study (CADS) to know the thorough discussion on Twitter related to flood disaster communication in DKI Jakarta that occurred in 2 leader figures. Actor Network Theory (ANT) is also used to map the network of actors who are active in the discussion or provide information related to flood disasters in DKI Jakarta. The results of this study obtained different discourse in disaster communication based on the leadership of 2 figures in DKI Jakarta ranging from disaster management to religious aspects. The communication is more encompassing the personal problem of leaders, personality leaders, political strongholds and so on. The network of active actors is more played to the media and individuals, while the local government of DKI Jakarta as the holder of responsibility or the main actor of information is only represented by BPBD Jakarta. This can cause information on Twitter to be not based on facts and utilized by irresponsible persons.

Kata Kunci : Komunikasi Bencana, Media Sosial, Banjir, Corpus Assisted Discourse Studies (CADS), Actor Network Theory (ANT).

  1. S2-2020-435229-abstract.pdf  
  2. S2-2020-435229-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-435229-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-435229-title.pdf