PENGARUH EDUKASI APOTEKER DALAM PROGRAM SI PENA HATI TERHADAP KEPATUHAN, HASIL TERAPI DAN KUALITAS HIDUP PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD DR. LOEKMONO HADI KUDUS

NAFIAH ADININGRUM, Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp.FRS.; Dr. apt. Susi Ari Kristina, M.Kes.

2020 | Tesis | MAGISTER FARMASI KLINIK

Edukasi merupakan suatu bentuk intervensi dari apoteker dalam penggunaan obat yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien. Kepatuhan terhadap pengobatan dapat mengoptimalkan hasil terapi dan memberikan efek positif pada kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi apoteker dalam program Si Pena Hati terhadap kepatuhan, hasil terapi dan kualitas hidup pasien hemodialisis. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan metode pretest posttest with control group design. Subjek penelitian yaitu pasien hemodialisis rutin di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada periode 03 Februari-14 Maret 2020, yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan (mendapatkan edukasi melalui konseling dengan alat bantu booklet dan pengiriman pesan melalui mobile phone). Pengukuran tingkat kepatuhan menggunakan kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS-5), hasil terapi berupa kadar hemoglobin, ureum dan kreatinin yang diperoleh dari berkas rekam medik serta pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner Kidney Disease Quality of Life-Short Form 36 (KDQoL-SF36). Pengaruh edukasi terhadap kepatuhan, hasil terapi dan kualitas hidup sebelum dan sesudah perlakuan dianalisis menggunakan Paired-sample t-test atau Wilcoxon test, untuk membandingkan perbedaan antar kelompok menggunakan Independent samples t-test atau Mann-Whitney test dan uji ANCOVA untuk mengetahui pengaruh variabel perancu. Edukasi apoteker signifikan mempengaruhi kepatuhan dengan peningkatan skor sebesar 1,34±2,38 (p=0,005). Tidak terjadi perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada kadar hemoglobin, ureum dan kreatinin. Hasil pengukuran kualitas hidup terjadi peningkatan kualitas hidup sebesar 3,14±10,36 namun tidak berbeda signifikan (p=0,114). Peningkatan skor kualitas hidup paling besar pada domain kesehatan fisik (4,87±17,14). Hasil uji ANCOVA faktor komorbid signifikan mempengaruhi kepatuhan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa edukasi apoteker dalam program Si Pena Hati meningkatkan kepatuhan namun tidak berpengaruh pada hasil terapi dan kualitas hidup pasien hemodialisis. Perlu dilakukan kontinuitas pemberian edukasi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan dan kualitas hidup serta mengoptimalkan hasil terapi.

Education is an intervention from pharmacists in drugs use that are expected to increase patient knowledge and medication adherence. Adherence to treatment can optimize therapeutic outcomes and positively affect their quality of life. This study aimed to determine the impact of pharmacist education in Si Pena Hati program to adherence, therapeutic outcomes and quality of life of hemodialysis patients. The design of this study was quasi-experimental, pretest posttest with control group design. Research subjects were routine hemodialysis patients at RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus who met the inclusion and exclusion criteria for the period February 3-March 14, 2020, divided into control and treatment groups (received education through counseling with booklet and mobile phone). Measurement of adherence using Medication Adherence Report Scale (MARS-5) questionnaire, the therapeutic outcomes consist of hemoglobin, urea and creatinine levels obtained from medical records and measurement of quality of life using Kidney Disease Quality of Life-Short Form 36 (KDQoL-SF36) questionnaire. The effect of education on adherence, therapeutic outcomes and quality of life before and after intervention was analyzed using Paired-samples t-test or Wilcoxon test, to compare differences between groups using Independent-samples t-test or Mann-Whitney test and ANCOVA test to determine the effect of confounding variables. Pharmacist education had a significant effect to adherence with an increase of 1.34±2.38 (p=0.005). There were no significant differences (p>0.05) in hemoglobin, urea and creatinine levels. Quality of life measurement results an increase in the quality of life by 3.14±10.36 but not significantly different (p=0.114) with the highest improvement scores in the physical health domain (4.87±17.14). ANCOVA test results for comorbid factor significantly affect adherence. Based on these results it can be concluded that pharmacist education in Si Pena Hati program improves medication adherence but does not improve therapeutic outcomes and quality of life of hemodialysis patients. Continuity of educational program is needed to improve adherence, quality of life and optimize therapeutic outcomes.

Kata Kunci : edukasi, kepatuhan, hasil terapi, kualitas hidup, hemodialisis/ education, medication adherence, therapeutic outcomes, quality of life, hemodialysis