Pemetaan Zona Potensi Penangkapan Ikan Pelagis Menggunakan Citra Aqua MODIS Level 1B pada Musim Peralihan 2 di WPP-NRI 711
ILHAM KIO HAFIDS, Dwi Setyo Aji, S.Si., M.Sc.
2020 | Tugas Akhir | D3 PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIDistribusi ikan sangat dipengaruhi oleh suhu permukaan laut dan kandungan klorofil-a di perairan. Suhu permukaan laut merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan dalam hal metabolisme dan perkembangannya, begitu juga dengan klorofil-a (fitoplankton) yang merupakan sumber makanan bagi ikan kecil, seperti ikan pelagis. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, dan zona potensi penangkapan ikan pelagis pada musim peralihan 2 di WPP-NRI 711. Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial dan temporal terhadap data suhu permukaan laut dan klorofil-a yang diperoleh dari pengolahan citra Aqua MODIS Level 1B di bulan September �¢ï¿½ï¿½ November 2018 dan 2019. Ekstraksi suhu permukaan laut menggunakan formula ATBD MOD 25, sedangkan untuk ekstraksi konsentrasi klorofil-a menggunakan formula OCV-V2. Hasil utama dari penelitian ini adalah peta zona potensi penangkapan ikan pelagis yang diperoleh melalui analisis overlay data suhu permukaan laut dan klorofil-a. Suhu yang berkisar antara 15oC �¢ï¿½ï¿½ 29oC dengan kandungan klorofil-a yang tinggi menjadi kriteria untuk memperkirakan sebaran ikan pelagis. Berdasarkan peta yang telah dihasilkan, pola spasial suhu, konsentrasi klorofil-a, dan potensi penangkapan ikan pelagis di WPP-NRI 711 pada musim peralihan 2 hampir sama di setiap tahunnya (2018 dan 2019). Suhu rata-rata tertinggi pada musim peralihan 2 terjadi pada bulan Oktober, sedangkan untuk konsentrasi klorofil-a tertinggi terjadi pada bulan November. Potensi ikan pelagis paling tinggi pada bulan September dan Oktober tersebar di Selat Karimata, sedangkan pada bulan November tersebar di Laut Natuna Utara.
Fish distribution is strongly influenced by sea surface temperature and chlorophyll-a concentration in the water. Sea surface temperature is a factor that greatly affect the fish growth in regards to its metabolism and development, as well as chlorophyll-a (phytoplankton) which is a food source for small fish, such as pelagic fish. This research aims to map the sea surface temperature, chlorophyll-a concentration, and the potential zones for pelagic fishing in transition season 2 in WPP-NRI 711. This research used spatial and temporal analysis methods of sea surface temperature and chlorophyll-a data obtained from Aqua MODIS Level 1B image processing in September - November 2018 and 2019. Sea surface temperature extraction used the ATBD MOD 25 formula, while extraction of chlorophyll-a concentrations used the OCV-V2 formula. The main results of this research are maps of the pelagic fishing potential zones obtained through overlay analysis of sea surface temperature and chlorophyll-a data. Temperatures ranging from 15oC - 29oC with high chlorophyll-a concentration are the criteria for estimating the distribution of pelagic fish. Based on the maps that have been produced, the spatial pattern of temperature, chlorophyll-a concentration, and the potential for pelagic fishing in WPP-NRI 711 in transition season 2 is almost the same every year (2018 and 2019). The highest average temperature in the transition season 2 occurred in October, while the highest chlorophyll-a concentration occurred in November. The highest potential of pelagic fish in September and October distributed in the Karimata Strait, while in November it distributed in the North Natuna Sea.
Kata Kunci : Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a