Laporkan Masalah

KOLABORASI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN WONOSOBO DENGAN DESA IGIRMRANAK DALAM PENERAPAN PROGRAM DESA WISATA LESTARI

Heri Gunawan, Fahmi Prihantoro, S.S., M.A.

2020 | Skripsi | S1 PARIWISATA

Desa Igirmranak memulai pengembangan desa wisata pada tahun 2015. Pendakian gunung Prau dan event kesenian tahunan merupakan kegiatan wisata dalam tahapan pengembangan. Pembangunan fasilitas pariwisata dibutuhkan untuk menjalankan paket desa wisata. Pada tahun 2017 desa Igirmranak ikut dalam program Desa Wisata Lestari yang menggunakan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan dan permberdayaan kelompok pariwisata. Pogram ini dirancang untuk mendampingi desa dalam mengelola potensi wisata untuk meningkatkan perekonomian desa dan pemanfaatan potensi lokal. Terdapat dua pihak yaitu pihak desa Igirmranak dan pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo yang berkolaborasi satu sama lain untuk menerapkan program tersebut. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk menjadikan desa wisata memiliki struktur pengelola desa wisata dan pembangunan fasilitas penunjang pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses kolaborasi yang berlangsung dalam penerapan program Desa Wisata Lestari di Desa Igirmranak. Lima kunci dimensi kolaborasi (Thomas dan Perry, 2006:24) yang digunakan untuk mellihat proses kolaborasi yaitu (1) dimensi tata kelola; (2) dimensi administrasi; (3) dimensi otonomi; (4) dimensi mutualitas, dan (5) dimensi norma sosial. Data-data yang didapat dan dikumpulkan melalui teknik wawancara kepada pihak desa Igirmranak dan pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat masalah dalam dimensi administrasi yaitu keterlambatan pengiriman dana bantuan keuangan yang mengakibatkan penerapan program tidak berjalan maksimal. Desa Igirmranak belum dapat menjual paket wisata disebabkan oleh keterlambatan dana bantuan keuangan tersebut untuk pembangunan fisik kegiatan wisata. Dalam proses kolaborasi masalah tersebut dapat diatasi akan tetapi masih menjadi masalah dalam penyelesaian pembangunan yang mengalami keterlambatan. Dalam dimensi mutualitas terdapat masalah dalam pengaturan sumber daya manusia di pihak desa yang menyebabkan pemerintah desa berperan ganda dalam program.

Igirmranak Village began the development of tourism village in 2015. Mount Prau hiking and annual art events are tourist activities in the development stage. Development of tourism facilities is needed to run the village tourism package. In 2017 the Igirmranak village participated in the Desa Wisata Lestari program that uses the principles of sustainable tourism and the empowerment of tourism groups. This program is designed to assist villages in managing tourism potential to improve the village economy and the utilization of local potential. There are two parties namely the Igirmranak village and the Wonosobo Tourism and Culture Office who collaborate with each other to implement the program. The collaboration aims to make the tourism village have a tourism village management structure and the construction of tourism support facilities. This study aims to see how the collaboration process takes place in the implementation of the Desa Wisata Lestari program in Igirmranak Village. Five key dimensions of collaboration (Thomas and Perry, 2006: 24) that are used to look at the collaboration process are (1) governance dimensions; (2) administrative dimensions; (3) dimension of autonomy; (4) dimensions of mutuality, and (5) dimensions of social norms. The data obtained and collected through interview techniques to the Igirmranak village and the Tourism and Culture Office of Wonosobo. The results of the study revealed that there was a problem in the administrative dimension, the delay in sending financial aid funds which resulted in the implementation of the program not running optimally. Igirmranak village has not been able to sell tour packages due to the delay in funding the financial assistance for the physical development of tourism activities. In the collaborative process these problems can be overcome but still become problems in the completion of development that is experiencing delays. In the dimension of mutuality, there are problems in managing human resources on the part of the village which causes the village government to play a dual role in the program.

Kata Kunci : Desa Wisata Lestari Program, collaboration, Igirmranak Village, Program Desa Wisata Lestari, kolaborasi, Desa Igirmranak

  1. S1-2020-378498-abstract.pdf  
  2. S1-2020-378498-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-378498-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-378498-title.pdf