Pengaruh Umur dan Paritas Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) Terhadap Tingkat Kebuntingan di Dataran Tinggi
GUNAWAN TRIPRANATA G, drh. Agung Budiyanto, MP., Ph.D.
2020 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWANSapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan ras sapi perah dengan produksi susu yang relatif tinggi. Jumlah susu yang diperoleh oleh peternak dipengaruhi oleh tingkat kebuntingan. Paritas dan umur merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi performa reproduksi di Indonesia yang mempengaruhi tingkat kebuntingan pada sapi perah. Paritas adalah banyaknya kelahiran atau partus pada sapi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah pengaruh umur dan paritas sapi PFH terhadap tingkat kebuntingan di daerah dataran tinggi yang dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2020 pada peternak dan kelompok ternak sapi perah di Salatiga, Jawa Tengah yang memiliki rata-rata suhu 230 C dengan kelembaban 65-90 %. Materi yang digunakan adalah sapi PFH milik peternak sebanyak 129 ekor yang dibagi berdasarkan paritas dan umur. Sapi berdasarkan paritas dibagi menjadi 3 kelompok yaitu PI (sapi dengan paritas dara atau belum pernah beranak) 15 ekor, PII (sapi dengan paritas satu sampai tiga kali ) 95 ekor dan PIII (sapi dengan paritas lebih dari tiga kali) 19 ekor. Sapi berdasarkan umur dibagi menjadi 3 kelompok yaitu UI (umur <2-4 tahun) 85 ekor, UII (umur 4-6 tahun) 31 ekor dan UII (umur >6 tahun) 13 ekor. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode observasi langsung dengan melihat recording dan pendataan secara anamnesa. Data yang diperoleh dianalisis dengan one-way ANOVA untuk mengetahui perbedaan antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat kebuntingan pada kelompok UI, UII, dan UIII adalah 50.5±5.2%, 48.3±5.8% dan 38.4±5.6%. Rata-rata tingkat kebuntingan pada kelompok PI, PII, dan PII adalah 86.6±3.51%, 43.1±4.97% dan 47.3±5.12%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perbedaan variasi umur sapi perah PFH di daerah Salatiga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kebuntingan sedangkan variasi paritas sapi menunjukkan adanya perbedaan.
Peranakan Friesian Holstein (PFH) dairy cows are relatively high dairy cows. The amount of milk obtained by breeders is influenced by pregnancy rate. Parity and age are one of the parameters that affect reproductive performance in Indonesia, which affects the level of pregnancy in dairy cows. Parity is the number of births or parturition in cows. This study aims to provide scientific information on the influence of age and parity of PFH cows on pregnancy rates in the highlands conducted in February to March 2020 in dairy farmers and herds in Salatiga, Jawa Tengah, which have an average temperature of 230 C with humidity 65-90%. The material used was 129 PFH cattle owned by farmers, which were divided based on parity and age. Cattle based on parity are divided into 3 groups namely PI (cows with pigeon parity or have never given birth) 15 sample, PII (cows with parity one to three times) 95 sample and PIII (cows with parity more than three times) 19 sample. Cattle by age are divided into 3 groups namely UI (age <2-4 years) 85 sample, UII (age 4-6 years) 31 sample and UII (age> 6 years) 13 sample. This research was conducted by direct observation method by looking at the recording and data collection anamnesically. The data obtained were analyzed with one-way ANOVA to determine differences between groups. The results showed the average pregnancy rates in the UI, UII, and UIII groups were 50.5 ± 5.2%, 48.3 ± 5.8% and 38.4 ± 5.6%. The mean pregnancy rates in the PI, PII, and PII groups were 86.6 ± 3.51%, 43.1 ± 4.97% and 47.3 ± 5.12%. The conclusion from the results of this study is the difference in age variation of PFH dairy cows in the Salatiga area does not show a significant difference in pregnancy while the variation in cow parity shows a difference.
Kata Kunci : PFH, Paritas, Umur, Tingkat Kebuntingan