Benang Merah Perlawanan: Kilas Balik Tantangan dan Lesson Learned di Gejayan Memanggil sebagai Gerakan Berbasis Jejaring
GENDIS SYARI W, Arya Budi, S.I.P., MAPS.
2020 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANKegiatan magang dan tulian kritis ini bertujuan untuk melihat bagaimana Aliansi Rakyat Bergerak berjejaring dan berkumpul dalam merumuskan dan menginisiasi aksi Gejayan Memanggil dan Gejayan Memanggil 2. Tulisan ini akan menceritakan secara kronologis pengalaman penulis terlibat dalam aliansi, secara spesifik di Divisi Kajian, berdasarkan lesson learned tematik yang akan dipaparkan. Dalam penulsiannya, tulisan ini dibagi menjadi dua pembahasan utama, yaitu refleksi teoritis dan refleksi praktis. Dalam refleksi teoritis, tulisan ini menggunakan metode participatory qualitative research untuk menghadirkan temuan mengenai penggunaan narasi besar sebagai upaya mengunci agensi dalam gerakan di tengah fleksibilitas dan informalitas jejaring di Aliansi Rakyat Bergerak. Dengan menggunakan konsep open narratives dan inclusive stories tulisan ini akan menjelaskan bagaimana narasi Mosi Tidak Percaya terhadap Elit Politik dan Ekonomi dibangun untuk memunculkan solidaritas kolektif di tengah ragam isu dan jejaring yang ada. Dalam refleksi praktis, berdasarkan pengalaman terlibat langsung di Divis Kajian, tulisan ini akan membahas bagaimana praktik-praktik konsolidasi lintas jejaring dan keilmuan, kepemimpinan di tengah gerakan tanpa pemimpin, dan frame narasi besar sebagai upaya pembentukan narasi inklusif bagi jejaring guna mengoptimalkan mobilisasi massa yang lebih luas.
This critical writing and the internship are aimed to see how Aliansi Rakyat Bergerak was formed and organized to inisiate mass protests Gejayan Memanggil and Gejayan Memanggil 2. This paper will chronologically explain my participation in the alliance, specifically analysis division, based on thematic lesson learned. This paper is divided into two main discussions, theoretical reflection and practical reflection. In theoretical reflection, this paper uses participatory qualitative research method to present findings on the use of grand narratives as a tool to secure agencies in the midst of informality and flexibility of the networks in Aliansi Rakyat Bergerak. Using open narratives and inclusive stories, this paper will explain how the Motion of No Confidence towards Economic and Political Elites narrative was formed to build collective solidarity in the midst of variety of issues and networks. In practical reflection, based on experiences in direct participation within the analysis division, this paper will present practices of cross network consolidation, leadership in leaderless movement, and open narratives as a tool to form an inclusive story for agencies to optimize the mass mobilization.
Kata Kunci : open narratives and inclusive stories, social movement, political participation, civil society, network management, Gejayan Memanggil, Aliansi Rakyat Bergerak