Tari Payung Padang Magek Sumatera Barat dari pertunjukan ritual ke tontonan profan
DARMAWATI, Prof.Dr. R.M. Soedarsono
2002 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaTari Payung adalah sebuah tari rakyat yang dahulu berfungsi sebagai sarana upacara ritual turun mandi anak bagi masyarakat Nagari Padang Magek, Luhak Tanah Datar (Dusun Guguak Gadang, Desa Padang Magek Utara, Kecamatan Rambatan, Tanah Datar, Sumatera Barat). Upacara ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pendukungnya dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan siklus kehidupan. Tarian ini ditampilkan secara utuh baik secara tekstual maupun secara kontekstual pada waktu, tempat, peristiwa, dan dalam sebuah r a n m a n upacara yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat pendukungnya. Sejak tahun 1980-an, upacara turun mandi anak tidak dilaksanakan lag, serta merta tari Payung tidak difungsikan sebagaimana teks dan konteks yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang fungsi serta makna tari Payung dalam upacara turun mandi di tengah masyarakat Padang Magek; untuk mengungkapkan tejadinya pergeseran fungsi tari Payung di tengah masyarakat Padang Magek; ingin mengungkapkan bentuk pertunjukan tari Payung setelah pergeseran fungsi,t sebagai kreativitas seniman tradisi Padang Magek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran fungsi tari Payung dari pertunjukan ritual ke tontonan profan terjadi seiring dengan perubahan yang tejadi pada masyarakat. Teknologi disosialisasikan, pendidikan digalakkan, dan agama Islam dimantapkan. Ibu hamil tidak Iagr melahirkan di rumah dengan pertolongan dukun, tetapi di Puskesmas atau di rumah sakit dengan pertolongan para medis; sementara upacara turun mandi dilaksanakan pada pertams kdi si bayi keluar rumah menuju pemandian yang rawan dengan roh-roh baik dan jahat. Kenyataan sekarang menunjukkan bahwa tidak ada lagi 'anak pertma kali keluar rumah', dan tidak ada lagi peluang bagi aktivitas yang berhubungan dengan animisme dan dinamisme. Hal inilah yang menyebabkan sehingga upacara turun mandi tidak dilaksanakan lagi sekaligus menyebabkan fungsi tari Payung bergeser atau berubah. Tari Payung mash hidup hingga kini dalam konteks pesta perkawinan dengan fungsinya sebagai tontonan profan.
The umbrella dance is a folk dance which in the past functioned as a ritual ceremony among the community when a child takes a bath in Padang Magek Land, Luhak Tanah Datar (Guguak Gadang Village, North Padang Magek Town, Underdistrict Rambatan, Tanah Datar, West Sumatra). This ceremony is a held to meet the needs of its supporting community in performing activities in relation to the life cycle. This dance is perfamed wholely not only textually, but also contextually at the time, place, event and in a series of ceremony in relation with its supporting community. Since the 198Os, the ceremony for achild to take a bath has not ever been done, all at once the umbrella dance has not been in function also according to the actual text and context. The objective of this research is to obtain an understanding about the function and meaning of the umbrella dance in the ceremony of taking a bath among the community of Padang Magek; to reveal the displacement of the function of the umbrella dance among the Padang Magek Community; to reveal the form of the umbrella dance perfmnance after ’the displacement of function as the creativity of artist of the tradition Qf Padang Magek. The finding othe research show that the displacement of the function of the umbrella dance from a ritual permormance to a profane show happens in line wi+& the change +hat happened to the community. Tecnology had been socialized, education had been incited, and Islam had been consdlidated. Pregnmt women didn’t give birth at home anymore with the help of the native mid-wife, but at the Community Health Centre or in the hospital with the care of paramedics; while the ceremony of taking a batH is done the first time the baby goes out of the house to the bathing place which is troubled by good and bad spirits. Present facts show that there is no ‘first time for the child to go out of the house’ anymore, and that there is no more opportunity for activities in relation to anymism and dynamism. This is the reason why the taking a bath ceremony is not done anpore, all at once causing the function of the umbrella dance to shift of change. The umbrella dance still exist up to now in contexts of wedding parties with its funtion as a profane show.
Kata Kunci : Tari Payung,Upacara Ritual,the ritual ceremony of taking a bqth; the Umrella Dance