Laporkan Masalah

Analisis strategi benefit (Indirect compensation) terhadap tingkat kepuasan pekerja pada PT Mattel Jakarta Dua (MJD) :: Suatu studi korelatif terhadap sistem, pelaksanaan serta persepsi pekerja atas pilihan jenis paket pada program benefit berdasarkan klasifikasi kelompok posisi pekerjaan

RIDWAN, Muhammad, Prof.Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com

2001 | Tesis | Magister Manajemen

Dalam praktiknya, terdapat banyak pendekatan yang telah digunakan oleh perusahaan ini (MJD) untuk mengatasi persoalan yang muncul dari pekerja berkaitan dengan faktor-faktor tersebut (motivasi, inovasi, loyalitas dll). Salah satu metode yang digunakan tersebut adalah dengan membuat suatu sistem kompensasi, khususnya kompensasi benefit (indirect compensation). Penelitian (tesis) ini &an memfokuskan perhatian hanya pada masalah kompensasi benefit tersebut. Hal ini disebabkan karena, dari sejumlah literatur yang dipelajari, terdapat suatu kejanggalan bahwa temyata pada saat ini, biaya kompensasi benefit semakin lama semakin meningkat hingga mencapai 25% dari total payroll atau rata-rata 40% dari total kompensasi. Ini tentunya berbanding terbalik dengan yang terjadi pada efek kepuasan yang dirasakan oleh pekerja, sehingga berdasarkan beberapa penelitian, pekerja menggangap kompensasi benefit tida!! perlu. Analisis yang dapat dikembangkan disini atas kondisi tersebut (bukan pada MJD) adalah, diduga terdapat suatu ketidakmaksimalan antara penyusunan strategi kompensasi benefit yang dilakukan oleh perusahaan (manajemen), karena secara teoritis harusnya tidak ha1 yang demikian. Atau mungkinkah karena perusahaan tersebut tidak memiliki suatu sistem komunikasi (informasi) yang memadai bagi mereka (pekerja) untuk dapat memahami kompensasi benefit yang mereka terima? Lalu apakah pada kaus MJD (Matte1 Jakarta Dua) juga terdapat hasil yang sama dengan hasil penelitian yang terdapat pada literatur-literatur tersebut? Perlu pembuktian. Berdasarkan hasil penelitian pada kasus MJD, ditemuka? bahwa, munculnya ketidakpuasan dari pekerja atas sistem kompensasi benefit yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan adalah karena menurut mereka, sistem dan pelaksanaan kompensasi benefit yang mereka terima tidak memadai. Hal ini dapat dilihat dari anggaran biaya yang sangat minim (terbatas) dan jumlah jenis (variasi) paket benefit yang terlalu sederhana (sedikit). Hasil penelitian ini temyata juga didukung oleh sejumlah data yang menunjulckan bahwa perlakuan (treatment) yang dilakukan oleh MJD dibandingkan dengan perusahaan lain (baik dalam negeri maupun luar negeri) berkaitan dengan kompensasi benefit masih jauh tertinggal. Sehingga tidak mengherankan bila alasan p&erja keluar dari perusahaan ini disebabkan karena hal-ha1 tersebut, seperti tidak adanya paket benefit pensiun, perumahan dll. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam kasus MJD, terdapat perbedaan kesimpulan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Selanjutnya, untuk mengatasi ketidalcpuasan tersebut, sebaiknya manajemen menambah anggaran biaya, menambah jumlah variasi benefit yang ada dan perlakuan yang tidak diskriminatif. Se!ain itu, di dalam penyisunan paket tersebut, harus diperhatikan aspek demografis dan klasifikasi posisi pekerja dengan melakukan jajak pendapat secara langsung. Dan saran terakhir untuk meningkatkan kepuasan pekerja tersebut, perlu tingkatkan secara menyeluruh sistem komunikasi yang sudah ada dengan menitik beratkan pemilihan metode komunikasi and aspek keefektivitasan penerima (pekerja).

Globalization today has changing almost things that related to people activities, particularly employees. This situation makes every company in the world to handle by using lot of methods or approach. In it’s practice, actually there are several approaches, which have been used by Mattel Jakarta Dua (MJD) to handle or to overcome some problems that turn up (appear) in company, especially to employee’s problems that related to motivations, loyalty etc). One of those methods is total compensation system - particularly benefit system (indirect compensation). Based on literatures that related to this topic said that in fact, there is an extraordinary that costs (or expenses) of benefit system arising till 25% of payroll amount or average in 40% of compensation total. It is contradiction to employee’s satisfaction, which didn’t increase. That is why apart of employee said that they did not need a benefit system as apart of their total compensation system. The analysis can be developed and predicted that employee’s satisfaction at Mattel Jakarta Dlia (MJD) is the same to other researches (not satisfied too). Or is it possible that the company (MJD) didn’t have good communication system to inform or to share management policies in order to make employees understand what management’s mean? So, does this case (MJD) have the same thing? It needs verifjmg. Based on result of research (of course, MJD case), writer found that come into view of dissatisfaction of employees upon company’s policies, particularly benefits compensation is caused by system and implementation (accomplishment) within company, is not adequate to employees. It can be seen on cost budgeting and variations of variables in benefits system (lund of them). This results of research is being supported by others research that I explained before. This supporting (results of research’s supporting) shows that company’s treatment if being compared to other company policies (benefit system) that related to benefits system is so much behind. So that, no wondering if the reason why employee get out of their company (MJD) are caused many things (reason) that didn’t meet. In other side I conclude that there is a different thing between theory (literatures) and my research. Afterwards, to solve employee dissatisfaction, we must pay attention on cost budgeting system, make adhtional (several) items of benefits system and fairness (no discriminations) on executing in Mattel Jakarta Dua. Beside that, within arranging process of benefit system package, management MJD has to consider demography aspects and employee jobs classification (job’s cluster) bv using directly research. This method - d l he!p company exactly knows what employee wants that related to benefit system package, not management needs. The last recommendation is, to increase employee’s satisfaction; it needs to develop total communications system that already exists in company (MJD) by emphasizing on method of communication choosing, which based on employee’s notion (understanding).

Kata Kunci : Manajemen Sumberdaya Manusia,Kepuasan Pekerja,Kompensasi Benefit,Analisis Strategi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.