Laporkan Masalah

PERPUSTAKAAN KOLSANI SEBAGAI PERPUSTAKAAN KONVENSIONAL DI ERA DIGITAL

GIZA FERISTYA SARI, Dr. Mohamad Yusuf, M.A.

2020 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Perpustakaan merupakan salah satu institusi tertua yang masih bertahan sampai saat ini dalam perannya sebagai tempat menyimpan sejarah, bahasa dan budaya. Di era digital perilaku masyarakat dalam memanfaatkan dan memaknai perpustakaan untuk keperluan hidupnya mengalami perubahan. Dalam penelitian ini saya menggambarkan bagaimana sebuah perpustakaan dapat bertahan dengan sistem konvesional di era digital. Analisa dilakukan melalui penggambaran respon-respon perpustakaan terhadap berbagai aspek yang berubah di era digital. Penelitian dilakukan di Perpustakaan Kolese St. Ignatius - Kolsani di Kotabaru, Yogyakarta. Data dihimpun dari observasi dan wawancara yang dilakukan kepada pengelola dan pengunjung perpustakaan. Perpustakaan Kolsani mencoba untuk hadir dalam era digital saat ini, dengan menganalogikan perpustakaan seperti sebuah organisme yang tumbuh untuk beradaptasi menyesuaikan lingkungan dan perkembangan zaman. Meski tidak luput dari perkembangan zaman, terdapat nilai-nilai yang tetap dipegang teguh oleh perpustakaan kolsani untuk menjaga kualitas dan konsistesi dalam melayani para pemustaka. Diantaranya dalam pengolahan koleksi masih menggunakan sistem semi manual terhadap keseluruhan koleksi yang masih disimpan dalam bentuk cetak. Di samping itu juga keberadaan ruang fisik yang masih menjadi perhatian penting bagi perpustakaan. Segala aktivitas kepustakaan hanya dapat dilakukan di dalam gedung perpustakaan. Dalam konstruksi emik dan etik, pengelola dan pemustaka memiliki pandangan yang sama dalam memberi makna terhadap perpustakaan. Perpustakaan dimaknai sebagai sebuah ruang produktif atau ruang belajar melalui kegiatan utama yaitu membaca.

Library is one of the oldest institutions that still survive to preserve history, language, and culture. In the digital age, people's behavior in using and defining libraries for their needs has changed. Various attempts were made by libraries to survive and adapt to technological developments. In this research, I illustrate how a library can survive with conventional systems in the digital age. The analysis is done by describing the library's responses to various aspects that have changed in the digital age. The study was conducted at the Kolese St. Ignatius - Kolsani Library in Kotabaru, Yogyakarta. Data was collected from observations and interviews conducted with library managers and visitors. The Kolsani Library tries to be present in the current digital era by analogizing the library as an organism that grows to adapt to the environment and development of the times. Not in spite of the current development, there are values still held by the Kolsani Library to maintain the quality and consistency in serving the visitors. One of them is in the collection processing, they still use the semi-manual system for the entire collection stored in printed form. In addition, the existence of physical space is still an important concern for the library. All library activities can only be done inside the library building. In emic and ethical construction, managers and visitors have the same view in giving meaning to the library. Library is defined as a productive space or study room through the main activity: reading.

Kata Kunci : Perpustakaan, Perpustakaan konvensional, Kebertahanan, Era Digital

  1. S1-2020-347839-abstract.pdf  
  2. S1-2020-347839-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-347839-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-347839-title.pdf