KUALITAS HIDUP PENDERITA HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DENGAN ERUPSI PAPULAR PRURITIK DI INDONESIA
M RIFKY LUTHFIANDI, Dr.dr. Satiti Retno Pudjiati, Sp.KK(K); dr. Sri Awalia Febriana, M.Kes, Sp.KK(K), Ph.D
2020 | Tesis-Spesialis | DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGILatar Belakang: Human immunodeficiency virus / acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) merupakan masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara diseluruh dunia. HIV menyebabkan defisiensi imunitas selular, penurunan fungsi ini bertanggung jawab pada beberapa manifestasi kelainan kulit pada pasien HIV/AIDS. Erupsi papular pruritic (EPP) merupakan manifestasi kulit paling sering terjadi dan terkadang muncul pertama kali pada penderita HIV. Kondisi EPP dapat menggangu secara klinis akibat gatal yang kronis, serta adanya lesi EPP dan hiperpigmentasi paska inflamasi yang dapat mengganggu estetiknya. Saat ini kualitas hidup sudah mulai menjadi salah satu alat ukur dalam mengevaluasi keberhasilan terapi, baik pada penderita HIV maupun kelainan dermatologi. Masih belum banyak penelitian yang menilai kualitas hidup penderita HIV terutama dengan kelainan EPP. Tujuan: Untuk mengetahui kualitas hidup penderita HIV dengan EPP. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan rancangan potong lintang. Subjek adalah penderita HIV dengan EPP dan tanpa penyakit kulit yang berobat di RSUP Dr.Sardjito dan puskesmas Gedong Tengen Yogyakarta yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup adalah EQ-5D-5L dan DLQI versi Bahasa Indonesia. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh EPP terhadap kualitas hidup penderita HIV. Hasil: Jumlah subjek HIV dengan EPP dan tanpa kelainan kulit masing-masing sebanyak 46 dan 54. Kualitas hidup subjek HIV dengan EPP (index value 0.759) lebih rendah secara signifikan dibandingkan kelompok HIV tanpa penyakit kulit (p < 0.001). Dimensi yang terpengaruh terutama adalah aktivitas (60.8%), nyeri/tidak nyaman (100%), dan cemas/depresi (71.7%). Karakteristik yang mempengaruhi kualitas hidup secara bermakna pada subjek EPP adalah jenis kelamin laki-laki dan derajat keparahan lesi (p < 0.05). Pengukuran DLQI memperlihatkan, EPP memiliki efek yang kecil terhadap kualitas hidup pada sebagian besar penderita HIV. Pengukuran kualitas hidup subjek EPP dengan menggunakan EQ-5D-5L dan DLQI memperlihatkan korelasi yang cukup kuat (r = -0.674). Kesimpulan: Kualitas hidup Penderita HIV dengan EPP lebih rendah dibanding penderita HIV tanpa kelainan kulit. Kondisi EPP hanya berpengaruh kecil terhadap kualitas hidup penderita HIV. Dimensi (EQ-5D-5L) yang terpengaruh terutama aktivitas, rasa nyaman dan cemas/depresi. karakteristik yang mempengaruhi kualitas hidup pederita EPP adalah jenis kelamin laki-laki dan derajat keparahan lesi.
Background: Human immunodeficiency virus / acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) is a problem that threatens Indonesia and many countries around the world. HIV causes deficiency in cellular immunity, this decline in function is responsible for several manifestations of skin disorders in HIV / AIDS patients. Papular pruritic eruption (PPE) is the most common manifestation of the skin and sometimes occurs first in people with HIV. The PPE condition can be clinically disruptive due to chronic itching, as well as the presence of PPE lesions and post-inflammatory hyperpigmentation which can interfere with the aesthetics. Quality of life in people with HIV, has now begun to be one of the measuring tools in evaluating the success of therapy. There are still not many studies that assess the quality of life of people with HIV, especially with PPE abnormalities. Objective: To find out the quality of life of HIV patients with PPE. Method: This study was a study using a cross-sectional design. Subjects were HIV patients with PPE and without skin disease who were treated at Dr.Sardjito General Hospital and Gedong Tengen Public Health Center in Yogyakarta who had met the inclusion and exclusion criteria. The instruments used to measure quality of life are the Indonesian version of EQ-5D-5L and DLQI Statistical analysis was carried out to find out how the effect of PPE on the quality of life of HIV patients. Results: The number of HIV subjects with PPE and without skin disease were 46 and 54, respectively. The quality of life of the HIV group with PPE (index value 0.759) was significantly lower than the HIV group without skin disease (p <0.001). The dimensions affected were mainly activity (60.8%), pain / discomfort (100%), and anxiety / depression (71.7%). Characteristics that affecting the quality of life significantly in PPE subjects were male sex and severity of lesions (p <0.05). DLQI measurements show, PPE has a small effect on quality of life in most HIV patients. Measurement of the quality of life of PPE subjects using EQ-5D-5L and DLQI showed a fairly strong correlation (r = -0,674). Conclusion: Quality of life for HIV patients with PPE is lower than for HIV patients without skin disease. PPE conditions only have a small effect on the quality of life of people with HIV. Dimensions (EQ-5D-5L) are affected mainly activity, feeling comfortable and anxiety / depression. Characteristics that affecting the quality of life of PPE sufferers include male sex and the severity of the lesion.
Kata Kunci : HIV, Erupsi Papular Pruritik, kualitas hidup, EQ-5D-5L, DLQI