Laporkan Masalah

Perdagangan Satwa Liar Secara Online Untuk Jenis Mamalia Kecil dan Reptilia di D. I. Yogyakarta

DZAKY YUSTADHIA MUHAMMAD, drh. Subeno, M.Sc.; Kristiani Fajar Wianti, S.Hut., M.Si

2020 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Salah satu hal yang mendorong peningkatan perdagangan ilegal satwa liar adalah internet. Pada saat ini perdagangan satwa liar tidak hanya dilakukan di pasar hewan namun juga dilakukan melalui pasar online. Perdagangan satwa liar secara online marak dilakukan di Facebook dan Instagram. Data terkait jenis satwa yang diperdagangkan secara online masih terbatas, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jumlah, jenis, harga, asal, dan status konservasi jenis spesies mamalia kecil dan reptilia yang diperdagangkan secara online di DIY serta mengetahui motivasi penjual. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober tahun 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dengan memantau jenis-jenis satwa liar yang ditawarkan dari unggahan Facebook dan Instagram di DIY, dan juga wawancara kepada penjual. Observasi jenis spesies dilakukan setiap hari pada waktu utama unggahan, sehingga didapatkan data yang akurat dan dilakukan secara aktif memantau aktifitas lapak, berinteraksi dengan penjual, dan bertanya langsung pada penjual untuk mendapatkan data jumlah, jenis, harga, dan asal spesies. Wawancara dilakukan dengan menanyakan penjual sesuai panduan wawancara yang sudah ditentukan untuk mengetahui motivasi dan alasan perdagangan satwa dilindungi. Motivasi perdagangan satwa liar secara online disinyalir karena dorongan ekonomi dan hobi oleh penjual. Jenis satwa liar yang diperdagangkan secara online di DIY terdapat 92 jenis yang terdiri dari 37 famili. Jumlah mamalia kecil yang paling banyak dijual adalah Mencit (Mus musculus) dengan jumlah 1250 ekor, dan jenis reptilia yang paling banyak dijual adalah Biawak air (Varanus salvator) dengan jumlah 179 ekor. Jenis dilindungi yang ditemukan yaitu Kucing blacan (Prionailurus bengalensis), Buaya muara (Crocodylus porosus), Biawak maluku (Varanus indicus), Biawak abu-abu (Varanus nebulosus), Biawak kuning (Varanus melinus), Biawak timor (Varanus timorensis), Sanca bodo (Python bivittatus), dan Labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta). Puncak tertinggi penjualan terjadi pada bulan September yang didominasi jenis ular dan kura-kura. Satwa yang ditemukan dengan status dilindungi berjumlah 8 jenis, terdiri dari 1 jenis klas mamalia kecil dan 7 jenis dari klas reptilia.

One of the things that drives the increase in illegal wildlife trade is the internet. At present the wildlife trade is not only carried out in the animal market but also carried out through the online market. Online wildlife trade is rife on Facebook and Instagram. Data regarding the types of animals traded online is still limited especially in the Special Region of Yogyakarta (DIY). This research was conducted to identify the number, type, price, origin, and conservation status of small mammal and reptile species that are traded online in DIY and to determine the motivation of sellers. The data was collected from August to October 2019. Data collection was carried out by observation by monitoring the types of wildlife offered from Facebook and Instagram uploads in DIY, and also interviews with sellers. Observation of species is carried out every day at the main time of social media upload to obtained accurate data and actively monitored stall activity, interacting with sellers, and asking the seller directly to get data on the number, type, price, and origin of the species. Interviews are conducted by asking sellers according to predetermined interview guidelines to find out the motivation and why they sell protected animals. The motivation of wildlife traders to sell online is economic and hobby motivation. There are 92 species wildlife obtained in DIY consisting of 37 families. 1250 of small mammals sold is Mice (Mus musculus), and the reptiles most sold are Water lizards (Varanus salvator). Several protected species founded is Leopard cat (Prionailurus bengalensis), Saltwater crocodile (Crocodylus porosus), Mangrove monitor (Varanus indicus), Clouded monitor (Varanus nebulosus), Quince monitor (Varanus melinus), Spotted tree monitor (Varanus timorensis), Burmese python (Python bivittatus), dan Pig-nosed turtle (Carettochelys insculpta). The highest peak occurred in September, with the highest species sold every month namely for the reptile class of snake and turtle species. There are 8 species of animals found with protected status, consisting of 1 type of small mammal class and 7 types of reptile class.

Kata Kunci : perdagangan, satwa liar, mamalia kecil, reptilia, satwa dilindungi, online, D. I. Yogyakarta

  1. S1-2020-382851-abstract.pdf  
  2. S1-2020-382851-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-382851-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-382851-title.pdf