Antara Adat, Keluarga, dan Diri: Ekspektasi Peran Gender Perantau Perempuan Minangkabau
EVA RAHMAN, Dr. Wenty Marina Minza, M.A.
2020 | Skripsi | S1 PSIKOLOGIMinangkabau merupakan salah satu etnis dengan mobilitas rantau tertinggi di Indonesia. Sebelumnya merantau lebih banyak dilakukan laki-laki, sedang perempuan dibatasi pergerakannya karena peran gendernya. Namun kini banyak perempuan Minang merantau, yang kemungkinan disebabkan perubahan ekspektasi peran gendernya. Studi bertujuan untuk mengetahui bagaimana ekspektasi peran gender perempuan Minang, terutama dari kaca mata perempuan Minang perantau. Pendekatan kualitatif-fenomenologis dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap 4 partisipan yang diseleksi dengan purposive sampling. Hasil menunjukan bahwa terdapat tiga ekspektasi peran gender yang idealnya dipenuhi oleh perempuan Minang perantau, yaitu: peran gender berdasar adat (figur perempuan ideal), peran gender sebagai anak perempuan (melanggengkan proses reproduksi sosial dan kultural keluarga), dan peran gender yang dikonstruksikan oleh diri sendiri sebagai perempuan Minang. Namun ketiga peran tersebut tidak selalu berjalan paralel, terutama dengan semakin terbukanya kesempatan perempuan merantau serta perbedaan budaya dan nilai di rantau. Bagaimana perempuan Minang menghadapi perbedaan ekspektasi peran gender dan upaya pemenuhannya juga dibahas.
Minangkabau is one of the ethnic with the largest "rantau" mobility in Indonesia. Previously, rantau were mostly carried out by men, while womens movement was restricted by her gender role. But now, many Minang woman migrate, which probably caused by the changed of gender role expectation. The aim of study is to know the gender role expectation in Minang woman migrants, through phenomenological-qualitative approach. In-depth interviews were conducted on 4 participants through purposive sampling. The results show, there are three gender roles expectation which are ideally fulfilled by the Minang woman migrant, namely: gender role based on custom (as ideal woman figure), gender role as daughter (preserve social and cultural reproduction process of the family), and gender role which constructed by herself as a Minang woman. However, those three roles, do not always run in parallel, especially with the opportunity for woman to migrate, and the differences of culture and value in rantau. How Minang woman deal with different gender role expectations and her fulfillment efforts is also discussed.
Kata Kunci : ekspektasi, peran gender, budaya Minang, perempuan Minang