Komparasi Kebijakan Surogasi Komersial di India dan Israel
TANTRI FRICILLA G, Dr. Ririn Tri Nurhayati
2020 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALSkripsi ini memproblematisasi perbedaan pilihan kebijakan pemerintah India dan Israel dalam merespon proliferasi praktik surogasi komersial sebagai bisnis transnasional. Keduanya sama-sama mengklaim ingin melindungi hak perempuan, namun pemerintah India menerapkan kebijakan pelarangan sementara pemerintah Israel melegalisasi dan bahkan memfasilitasi praktiknya. Studi komparasi dalam skripsi ini menggunakan kerangka teori Htun dan Weldon (2010) yang berasumsi bahwa perbedaan kebijakan gender di masing-masing negara dipengaruhi oleh interaksi agen-konteks di level nasional. Fitur-fitur pemerintahan berupa warisan institusional, derajat demokrasi, kapasitas institusi, dan kerentanan terhadap tekanan internasional diasumsikan berpengaruh terhadap efektivitas aktor politik lokal. Skripsi ini menemukan bahwa isu gender adalah isu yang jamak dan dimaknai dengan spesifik sesuai konteks lokal di India dan Israel. Perbedaan kebijakan di kedua negara merupakan konsekuensi dari perbedaan kepentingan aktor politik, kapasitas institusi negara untuk menerapkan kebijakan dan mengintervensi publik, serta pengalaman sejarah yang membentuk karakter bangsa dan negara. Meskipun India dan Israel sama-sama menunjukkan kualitas demokrasi yang cukup baik, kebijakan gender yang diterapkan didominasi oleh kepentingan aktor konservatif karena lemahnya tekanan dari gerakan feminis lokal dan internasional. Terlepas dari perbedaan luaran kebijakannya, skripsi ini berargumen bahwa hak perempuan sama-sama masih rentan tereksploitasi di dalam dua skenario kebijakan karena karakter patriarkis dalam logika pembuatan kebijakan di India dan Israel.
This thesis problematizes cross-national variations of commercial surrogacy policies in India and Israel as this practice grows into a transnational business. Both governments claim that they seek to protect women's rights. On the one hand, India criminalizes commercial surrogacy, but on the other hand, Israel not only legalizes it but also facilitates the practice. This thesis uses comparative study to analyze why both countries adapt different policies by using a theoretical framework developed by Htun and Weldon (2010). It argues that cross-national variations of sex policies are determined by agent-context interaction in national level. National features such as institutional legacy, degree of democracy, institutional capacity, and vulnerability to international pressures are assumed to affect the effectivity of political actors to manifest their interest in shaping sex policies. This thesis finds that gender issues are plural and perceived uniquely according to specific context in India and Israel. The variations of surrogacy policies in India and Israel are the consequence of different interest of political actors, state's capacity to implement sex policies and to intervene the public, and historical experiences that shape specific characteristics of both nation-states. Even though India and Israel perform a relatively good degree of democracy, both surrogacy policies are influenced by the interest of conservative political actors, as a result of weak pressures from local and international feminist movements. Despite the policy variations, this thesis argues that women's rights are still vulnerable to exploitation in both scenarios due to the patriarchal nature of policymaking in India and Israel.
Kata Kunci : kebijakan gender, surogasi komersial, analisis komparasi, hak perempuan, patriarki / sex policies, commercial surrogacy, comparative analysis, women's rights, patriarchy