Analisis Spasial Stunting di Kabupaten Gunungkidul

DYAH AYU NUR `AISYAH, Dr. Agus Joko Pitoyo, S.Si., M.A.

2020 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGAN

Kabupaten Gunungkidul menjadi kabupaten dengan kasus balita stunting tertinggi di Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2018. Hingga saat ini, belum ada penelitian untuk mengetahui distribusi prevalensi balita stunting tingkat desa pada zona fisiografi dan faktor yang mempengaruhi balita stunting di Kabupaten Gunungkidul secara makro. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis secara spasial persebaran prevalensi balita stunting di Kabupaten Gunungkidul serta (2) mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi rumah tangga dengan balita stunting di Kabupaten Gunungkidul tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data prevalensi balita stunting menggunakan data Pemantauan Status Gizi oleh kader Posyandu dari 30 Puskesmas yang tersebar di seluruh Kabupaten Gunungkidul. Data sosial ekonomi rumah tangga menggunakan data kependudukan pada situs web resmi SIKAB GUMREGAH. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Gunungkidul dianalisis secara spasial menggunakan software ArcGIS 10.1 dengan metode klasifikasi untuk mengetahui persebaran prevalensi balita stunting pada setiap zona fisiografi di Kabupaten Gunungkidul. Analisis korelasi Pearson dengan IBM SPSS Statistics 25 digunakan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor sosial ekonomi terhadap balita stunting. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) persebaran prevalensi balita stunting di Kabupaten Gunungkidul tahun 2018 menurut desa tersebar tidak merata pada ketiga zona. Namun, prevalensi stunting dengan klasifikasi rendah cenderung tersebar pada desa-desa zona Basin Wonosari dan prevalensi stunting dengan klasifikasi tinggi cenderung tersebar pada desa-desa di zona Pegunungan Karst Gunung Sewu. (2) Hasil korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara rumah tangga miskin dengan prevalensi balita stunting (p=0,002, r=0,260) serta hubungan negatif dan signifikan antara pendidikan ibu dengan prevalensi balita stunting (p=0,003, r=-0,248). Kebijakan pemerintah diharapkan mulai memperhatikan pada intervensi gizi sensitif, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga miskin dalam segala aspek kehidupan.

Gunungkidul Regency is the regency with the highest stunting under five in D.I. Yogyakarta during 2018. Until now, there has been no research to determine the distribution of the childhood stunting prevalence in the village level and the factors that affect childhood stunting in Gunungkidul Regency at macro level. Therefore, the aims of this study are: (1) to spatially analyze the prevalence of childhood stunting in Gunungkidul Regency and (2) to determine correlation between household socio-economic factors and childhood stunting in Gunungkidul during 2018. This research is a quantitative study. Data on prevalence of childhood uses Nutrition Status Monitoring data from 30 Puskesmas spread across the district. Household socio-economic data uses population data in the official website of SIKAB GUMREGAH. The prevalence of childhood stunting in Gunungkidul Regency was spatially analyzed using ArcGIS 10.1 with classification methods to determine the distrbution of childhood stunting prevalence in Gunungkidul Regency. Pearson�s correlation analysis using IBM SPSS Statistics 25 software is used to determine relationship between household socio-economic factors and childhood stunting. The results of this study indicate (1) the prevalence of stunting under five in Gunungkidul during 2018 in the village level is unevenly distributed in the three physiographic sub-zones. However, the prevalence of stunting with low classification tends to be spread in the Wonosari Basin zone and the prevalence of stunting with high classification tends to be spread in the Gunungsewu Karst Mountain zone. (2) The results of Pearson Correlation show that there is a positive and significant relationship between poor households and the prevalence of childhood stunting (p=0.002, r=0.260) as well as a negative and significant relationship between maternal education and the prevalence of childhood stunting (p=0.003, r=-0.248). Government policy is expected to start paying attention on sensitive nutrition interventions. Especially to improve the welfare of poor households in all aspects of life.

Kata Kunci : Balita, Stunting, Rumah Tangga Miskin