Strategi Penerjemahan dalam Novel Terjemahan "The School for Good and Evil" Karya Soman Chainani
RAHMAH NABILATUN N, Drs. Sunarso, M. Hum.
2020 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPenelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam mengalihbahasakan novel BI ke dalam BIA. Penelitian ini menggunakan teori strategi penerjemahan yang dipaparkan oleh Suryawinata (2003). Strategi penerjemahan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu strategi struktural dan strategi semantis. Data diambil dari novel The School for Good and Evil karya Soman Chainani serta versi terjemahannya. Data yang diambil adalah data yang paling representatif berdasarkan korelasinya antara alur cerita dan budaya yang melatarbelakangi bahasa tersebut. Kemudian, dilakukan analisis data menggunakan teknik agih. Data dibatasi dalam ranah leksikon seperti kata, frasa, klausa, dan kalimat. Satu data digunakan dalam satu jenis strategi penerjemahan saja. Hal ini dilakukan untuk membatasi penelitian ini. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulannya. Penerjemah menggunakan ketiga jenis strategi struktural, yaitu (1) penambahan, (2) pengurangan, dan (3) transposisi. Akan tetapi, terdapat beberapa data yang termasuk ke dalam strategi struktural tetapi tidak termasuk ke dalam ketiga strategi yang telah disebutkan. Data-data tersebut dapat dikategorikan sebagai strategi padanan bunyi. Lalu, dari sepuluh jenis strategi semantis, penerjemah hanya menggunakan 8 jenis strategi, yaitu (1) pungutan, (2) padanan budaya, (3) padanan deskriptif dan analisis komponensial, (4) sinonim, (5) perluasan, (6) penambahan, (7) penghapusan, dan (8) modulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah data yang termasuk ke dalam strategi semantis lebih banyak daripada strategi struktural. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerjemah cenderung melakukan pelokalan dalam hasil terjemahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam mengalihbahasakan novel BI ke dalam BIA. Penelitian ini menggunakan teori strategi penerjemahan yang dipaparkan oleh Suryawinata (2003). Strategi penerjemahan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu strategi struktural dan strategi semantis. Data diambil dari novel The School for Good and Evil karya Soman Chainani serta versi terjemahannya. Data yang diambil adalah data yang paling representatif berdasarkan korelasinya antara alur cerita dan budaya yang melatarbelakangi bahasa tersebut. Kemudian, dilakukan analisis data menggunakan teknik agih. Data dibatasi dalam ranah leksikon seperti kata, frasa, klausa, dan kalimat. Satu data digunakan dalam satu jenis strategi penerjemahan saja. Hal ini dilakukan untuk membatasi penelitian ini. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulannya. Penerjemah menggunakan ketiga jenis strategi struktural, yaitu (1) penambahan, (2) pengurangan, dan (3) transposisi. Akan tetapi, terdapat beberapa data yang termasuk ke dalam strategi struktural tetapi tidak termasuk ke dalam ketiga strategi yang telah disebutkan. Data-data tersebut dapat dikategorikan sebagai strategi padanan bunyi. Lalu, dari sepuluh jenis strategi semantis, penerjemah hanya menggunakan 8 jenis strategi, yaitu (1) pungutan, (2) padanan budaya, (3) padanan deskriptif dan analisis komponensial, (4) sinonim, (5) perluasan, (6) penambahan, (7) penghapusan, dan (8) modulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah data yang termasuk ke dalam strategi semantis lebih banyak daripada strategi struktural. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerjemah cenderung melakukan pelokalan dalam hasil terjemahannya. From the research that has been done, the conclusion can be drawn. Translators use all three types of structural strategies, namely (1) addition, (2) substraction, and (3) transposition. However, there are some data included in the structural strategies but not included in the three strategies mentioned. These data can be categorized as a sound equivalent strategy. Then, out of ten types of semantic strategies, translators only use eight types of strategies, namely (1) borrowing, (2) cultural equivalent, (3) descriptive equivalent and componential analysis, (4) synonym, (5) elaboration, (6) addition, (7) deletion, and (8) modulation. The results showed that the amount of data included in the semantic strategies was more than the structural strategies. Thus, it can be concluded that translators tend to localize the results of their translations.
Kata Kunci : penerjemahan, strategi penerjemahan, strategi struktral, strategi semantis, novel The School for Good and Evil.