Proses Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan dalam Prespektif Etika Lingkungan Ekosentrisme
SHOPFI NUR ADHA, Dra. Jirzanah, M. Hum.
2020 | Skripsi | S1 FILSAFATTempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan merupakan pengelolaan sampah satu-satunya yang mengelola sampah dari tiga daerah yaitu Kodya Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan saat ini menggunakan sistem pembuangan open dumping. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan beroprasi selama 23 tahun tanpa ada perluasan lahan. Pengelolaan sampah harus diikuti dengan perhatian terhadap lingkungan baik biotis maupun abiotis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis proses pengelolan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan dari prespektif ekosentrisme. Analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif yang akan dikaji secara kualitatif. Objek formal yang digunakan adalah ekosentrisme dan objek material adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan. Tahap analisis sebagai berikut, deskripsi untuk memaparkan tentang pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan. Intrepretasi untuk menangkap dan memahami makna dari data sehingga memberikan pemahaman mengenai pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan. Heuristika untuk mendapatkan pemahaman mengenai filsafat tersembunyi serta penilaian terhadap Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan. Refleksi kritis peneliti untuk memberikan analisis dan evaluasi kritis tentang penelitian. Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan memiliki kelebihan dan kekurangan. Adanya Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan menyebabkan berkurangnya pengangguran di dusun-dusun di sekitar TPA. kekurangan dari pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan yaitu dihasilkannya gas yang tidak dikelola dengan baik yang menyebabkan pencemaran udara. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Piyungan kurang mampu mengelola air lindi sehingga hasil olahannya melebihi standar baku mutu air. Pemrosesan kompos yang kurang mendapat perhatian menyebabkan berhentinya pembuatan pupuk. Sapi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah kurang diperhatikan, hal ini merupakan bentuk dari tidak ada penghormatan terhadap makhluk hidup lain.
The Piyungan landfill (TPA) is the only waste management that manages waste from three regions, namely Yogyakarta Municipality, Sleman Regency, and Bantul Regency. Waste management in the Piyungan landfill (TPA) currently uses an open dumping disposal system. The Piyungan landfill (TPA) has been operating for 23 years without any land expansion. Waste management must be followed by attention to the environment both biotic and abiotic. The purpose of this study is to analyze the process of managing waste in the Piyungan landfill (TPA) from the ecocentrism perspective. The analysis used is descriptive method that will be studied qualitatively. The formal object used is ecocentrism and the material object is the Piyungan landfill. The analysis phase is as follows, a description to describe the waste management in the Piyungan landfill. Interpretation to capture and understand the meaning of data so as to provide an understanding of waste management in the Piyungan landfill. Heuristics to get an understanding of the hidden philosophy and assessment of waste management in the Piyungan landfill. Critical reflection of researchers to provide critical analysis and evaluation of research. Waste management in the Piyungan landfill (TPA) has advantages and disadvantages. The existence of waste management in the Piyungan landfill (TPA) causes a decrease in unemployment in the villages around the landfill. shortcomings of waste management in the Piyungan landfill (TPA) ie the production of gas that is not managed properly which causes air pollution. The Piyungan landfill (TPA) is not able to manage leachate so that the processed output exceeds the water quality standard. The lack of attention to processing compost causes stopping fertilizer production. The Cows in landfill landfills are not given much attention, this is a form of lack of respect for other living things.
Kata Kunci : TPA Piyungan, ekosentrisme, pengelolaan sampah