EVALUASI VARIAN DATA MODEL TERAIN DIGITAL DALAM PENENTUAN MODEL GEOID LOKAL (Studi kasus: D.I. Yogyakarta)
FAJAR SUTEJO, Leni Shopia Heliani, ST., M.Sc., D.Sc.
2020 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESIPenentuan model geoid lokal teliti membutuhkan data topografi beresolusi tinggi sebagai representasi kondisi topografi. Sejak Juli 2018, Indonesia telah merilis model topografi mosaik (seamless) mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi spasial mencapai 0,27 arcsec, yaitu DEM Nasional (DEMNAS). DEMNAS dibangun dengan mengkombinasikan berbagai sumber data RADAR serta data masspoint hasil stereo-plotting. DEMNAS diklaim dapat menggantikan penggunaan DEM SRTM maupun peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dalam berbagai keperluan, salah satunya dalam penentuan model geoid lokal. Akan tetapi, pemanfaatan DEMNAS dalam penentuan model geoid lokal belum diuji. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan varian data Digital Terrain Model (DTM) DEMNAS, peta RBI skala 1:25.000, dan SRTM30_plus dalam penentuan model geoid lokal di wilayah D.I. Yogyakarta. Pemodelan geoid lokal dilakukan dengan menggunakan kombinasi data spherical harmonic EGM 2008 sebagai data gelombang panjang, data gravimetrik teristris sebagai data gelombang menengah serta data gelombang pendek menggunakan varian data DTM peta RBI skala 1:25.000, DEMNAS, dan SRTM30_plus. Sedangkan metode pemodelan geoid lokal yang digunakan adalah Least Square Collocation (LSC). Evaluasi penggunaan varian data DTM dalam penentuan model geoid lokal dilakukan dengan membandingkan nilai kontribusi terrain pada masing-masing data DTM, pola kontur model geoid lokal yang dihasilkan tiap varian data DTM dan membandingkan model geoid gravimetrik dengan geoid geometrik nya pada titik tinggi geodesi (TTG). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koreksi terrain terkecil dihasilkan dari DTM SRTM30_plus yaitu sebesar 22,196 mGal, sedangkan nilai indirect effect terkecil dihasilkan dari DTM peta RBI skala 1:25.000, yaitu sebesar 0,272 m. Ketelitian tertinggi undulasi geoid lokal D.I. Yogyakarta dihasilkan dari DTM peta RBI skala 1:25.000 sebesar 0,440 m. Penelitian ini menunjukkan bahwa DTM yang paling optimal digunakan untuk pemodelan geoid lokal D.I. Yogyakarta adalah peta RBI skala 1:25.000. Namun, penggunaan DTM peta RBI skala 1:25.000, DEMNAS, dan SRTM30_plus untuk pemodelan geoid lokal menunjukkan hasil ketelitian yang tidak berbeda secara signifikan.
The determination of a precise local geoid model requires a high-resolution of topographic data as the representation of terrain condition. Since July 2018, Indonesia has released a seamless topographic model covering all regions of Indonesia with spatial resolution of 0,27 arcsec, namely DEM Nasional (DEMNAS). DEMNAS was built from several RADAR data sources by adding stereo-plotted masspoint data. DEMNAS has considered to be able to replace the use of SRTM DEM and Indonesian topographic (RBI) maps for various purposes, one of them is determining local geoid models. However, the use of DEMNAS for determining local geoid models has not been evaluated. This research aims to evaluate the use of several Digital Terrain Models (DTM) data of DEM Nasional (DEMNAS), Indonesian topographic (RBI) maps scale of 1:25.000, and SRTM30_plus for determination of local geoid model in D.I.Yogyakarta. The determination of local geoid model using combination of spherical harmonic EGM 2008 data as a long wavelength data, terestrial gravimetric as a medium wavelength data and the short wavelength data is using several DTMs data from RBI maps scale of 1:25.000, DEMNAS, and SRTM30_plus. Meanwhile the method of determination local geoid models used is Least Square Collocation (LSC). Evaluation of the use from several DTMs data for local geoid models was done by comparing the value of terrain contributions on each DTMs data, contour patterns of local geoid model which generated by each several DTM data and compared gravimetric geoid models with its geometric model at control point (TTG) The results of this research showed The smallest terrain correction value is generated from DTM SRTM30_plus which is 22,196 mGal, while the smallest indirect effect value is generated from DTM RBI maps scale of 1: 25.000, which is equal to 0,272 m. The highest accuracy of local geoid undulation D.I. Yogyakarta is generated from DTM RBI maps scale of 1: 25.000 which is 0,440 m. This research shows that the most optimal DTM is used for local geoid modeling D.I. Yogyakarta is a RBI maps of scale 1: 25,000. However, the usage of DTMs RBI maps scale of 1: 25.000, DEMNAS, and SRTM30_plus for local geoid modeling showed accuracy results that were not significantly different.
Kata Kunci : Geoid, Least Square Collocation (LSC), Digital Terrain Model, DEMNAS