Laporkan Masalah

Kekerasan Struktural dalam Sistem Patriarki Militer Korea Selatan

GRACESIANE JAKLYN K, Ririn Tri Nurhayati Dr., S.I.P., M.Si., M.A.

2020 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Militer merupakan institusi yang dibangun diatas dasar maskulinitas dan nilai-nilai patriarki. Sistem patriarkis inilah yang menjadi akar dari masalah diskriminasi dan kekerasan struktural yang terjadi terhadap perempuan di militer. Skripsi ini berbicara secara spesifik mengenai sistem patriarkis dan adanya kekerasan struktural yang terjadi di institusi militer Korea Selatan. Skripsi ini menggunakan teori Feminisme Radikal untuk mengkritisi upaya pencapaian kesetaraan gender di institusi militer yang telah dilakukan oleh Korea Selatan. Sejalan dengan pandangan Feminisme Radikal, penulis berargumen bahwa upaya-upaya legal formal yang telah dilakukan oleh Korea Selatan pada kenyataannya gagal dalam mencapai kesetaraan gender di institusi militer yang seutuhnya. Hal ini disebabkan karena tidak ada upaya perombakan sistem yang menjadi akar permasalahan ketidaksetaraan gender. Alih-alih melakukan upaya penambahan jumlah tantara perempuan dan Langkah legal formal lainnya yang dekat dengan pandangan Feminisme Liberal, teori Feminisme Radikal percaya bahwa satu-satunya cara untuk membebaskan perempuan dari opresi, diskriminasi, dan kekerasan adalah dengan membubarkan institusi militer itu sendiri dan mengganti konsep keamanan tradisional yang berfokus pada negara dan kekuatan militer menjadi konsep keamanan kemanusiaan yang berfokus pada individu dan isu-isu ancaman lainnya yang lebih luas.

Military is a legal institution that is build upon the values of masculinity and patriarchy. Many discriminations and structural violence cases toward women in military happen because of this patriarchal system that has been deeply rooted. This thesis specifically discusses the patriarchal system and structural violence that happen in South Korea military. The author adopts Radical Feminism Theory to criticize the efforts that have been done by South Korea in order to achieve gender equality in its military institution. This thesis argues that South Korea failed to achieve gender equality in military using only its legal formal efforts such as increasing the number of women in military. The fact that there is no effort that tries to dismantle the rooted patriarchy values might explains South Korea’s failure. Instead of going with the suggestion of Liberal Feminist who believe that gender equality can be achieved by increasing the number of women, Radical Feminist argues that dismissing military as a whole institution is the only reason to free women from oppression, discrimination, and violence. Other than that, there must be shifting in the concept of national security, from traditional concept of security that focuses on state and military to human security concept that focuses on each individual and other kind of threats and not focusing only on military threat.

Kata Kunci : Patriarki (patriarchy), kekerasan struktural (structural violence), kesetaraan gender (gender equality), perempuan (women), militer (military), Korea Selatan (South Korea)

  1. S1-2020-395810-abstract.pdf  
  2. S1-2020-395810-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-395810-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-395810-title.pdf