KESADARAN DIRI PARA TOKOH SUBALTERN DALAM NOVEL PENITI DASI BERLIAN KARYA TAN KING TJAN: KAJIAN PASCAKOLONIAL
VIVEKANANDA G T, Dr. Cahyaningrum Dewojati, M. Hum.
2020 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPenelitian ini mengkaji novel Peniti Dasi Berlian karya Tan King Tjan yang terbit di Sin Po, Batavia, pada 1922 sebagai objek material. Karya tersebut merupakan karya sastra Melayu-Tionghoa. Adapun objek formal yang diterapkan dalam penelitian adalah teori pascakolonial Spivak. Terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini. Pertama, bentuk stratifikasi sosial dalam novel Peniti Dasi Berlian. Kedua, kemampuan sadar diri tokoh-tokoh subaltern dalam Peniti Dasi Berlian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan mengungkapkan fakta-fakta sejarah disertai dengan analisis data-data yang terdapat dalam novel Peniti Dasi Berlian. Hasil penelitian atas analisis novel Peniti Dasi Berlian adalah pemerintah kolonial Hindia Belanda membentuk sebuah sistem stratifikasi sosial yang berdasarkan pada ras. Dalam sistem stratifikasi sosial, posisi pertama diduduki oleh Eropa, kemudian Asia dan Timur Asing, terakhir bumiputra. Selain itu, bentuk stratifikasi sosial juga dipengaruhi oleh gender, hubungan orang tua dengan anak, dan hubungan antara tuan dengan budak. Stratifikasi kelas tersebut melahirkan kelompok subaltern. Selanjutnya, keadaan tokoh-tokoh subaltern digambarkan tidak dapat menyuarakan pendapatnya dengan utuh. Suara mereka diwakilkan oleh tokoh-tokoh dominan yang diciptakan pengarang. Dengan demikian, tokoh subaltern digambarkan seolah memiliki kedudukan setara, tetapi kedudukan tersebut hanya semu.
Published in 1922, Tan King Tjans novel Peniti Dasi Berlian is considered a classic Malay-Chines literary work. Using Spivaks work on postcolonial theory, this research seeks to analyse Peniti Desi Berlian for postcolonial rhetoric. This research utilises two main focus areas as its subject for analysis. Firstly, the form of social stratification figures; and secondly, the ability of self-consciousness of each subaltern character in the novel. Using descriptive analytical methods, this research was conducted by revealing historical facts, in line with excerpts analysis of the novel Peniti Dasi Berlian. The focus of this research, is how the colonial government formed a system of social stratification based on race and class. This social stratification has developed over a number of historical periods; firstly European, secondly Asian, and lastly Bumiputera. The form of social stratification is affected by gender, such as the relationship between parents and children, and between master and slaves. The class of stratification gave an idea of subaltern groups, and the character of a subaltern figures ability to sound their opinion. Subaltern voices are represented by dominant figures created by the author. Although only a counterfeit, the subaltern character is depicted as having an equal position.
Kata Kunci : postcolonial studies, Chinese descendant, Peniti Dasi Berlian, subaltern