Hubungan antara Gambaran Histopatologis dengan Prognosis Penderita Melanoma Okuler di RSUP Dr. Sardjito

BUNGA RENANING P S, Dr. dr Agus Supartoto, Sp.M(K); dr. Purjanto Tepo Utomo, Sp.M(K)

2020 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang. Melanoma okuler adalah keganasan intraokuler primer tersering pada usia dewasa dan merupakan varian melanoma kedua paling sering terjadi setelah melanoma kulit. Melanoma okuler memiliki prognosis yang buruk. Profil melanoma okuler di Indonesia belum diketahui. RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit tipe A yang mampu memberi data penting mengenai angka kejadian melanoma okuler di Yogyakarta. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gambaran histopatologis dengan prognosis penderita melanoma okuler di RSUP Dr. Sardjito, Indonesia. Metode. Penelitian inimenggunakan desain penelitian metode crosssectional.Data yang digunakan adalah rekam medis pasien melanoma okuler yang terdiagnosis secara klinis di RSUP Dr. Sardjito tahun 2014-2019. Kemudian, data diolah dengan uji statistik menggunakan program IBM SPSS STATISTIC PREMIUM VERSION 23. Hasil. Dari 29 kasus terdiagnosis melanoma okuler pada pemeriksaan klinis, 22 diantaranya adalah melanoma okuler dan 7 lainnya adalah non-melanoma. Sebanyak 19 kasus melanoma okuler terkonfirmasi melalui hasil pemeriksaan histopatologis jaringan dan 3 kasus lainnyaterkonfirmasi dari riwayat terapi pasien yang terkait melanoma okuler. Profil kasus melanoma yang terjadi adalah melanoma konjungtiva sebanyak 8 kasus (36%), melanoma palpebra sebanyak 7 kasus (32%), melanoma koroid sebanyak 5 kasus (23%), melanoma iris dan melanoma orbita sebanyak masing-masing 1 kasus (5%). Sementara profil kasus non-melanoma yang terjadi adalah 3 kasus nevi, 1 kasus Squamous cell carcinoma, 1 kasus Basal cell carcinoma, 1 kasus hemangioma, dan 1 kasus keratosis seboroik. Angka kejadian metastasis adalah 5 kasus (17,2%). Tipe sel yang teramati adalah sel spindel 8 kasus (36%), sel epiteloid sebanyak 1 kasus (5%), mixed sebanyak 2 kasus (14%), dan yang tidak diketahui tipe sel nya sebanyak 10 kasus (45%). Dalam uji analisis chi squarenilai p sebesar 0,757 (>0,05) untuk variabel tipe sel terhadap kejadian metastasis. Usia dan jenis kelamin juga tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kejadian prognosis, dengan nilai p sebesar 0,555 (>0,05) dan 0,279 (>0,05) secara berurutan. Kesimpulan. Tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara gambaran histopatologis dengan prognosis penderita melanoma okuler di RSUP Dr. Sardjito.

Background: Ocular melanoma is the most common primary intraocular malignancy in adulthood and is the second most common variant of melanoma after cutaneous melanoma. Ocular melanoma has a poor prognosis. The profile of ocular melanoma in Indonesia is unknown. RSUP Dr. Sardjito is a type A hospital that is able to provide important data regarding the incidence of ocular melanoma in Yogyakarta. Objective: The general objective of this study was to determine the relationship between histopathological features and the prognosis of patients with ocular melanoma at RSUP Dr. Sardjito, Indonesia . Method: This study uses a cross sectional research design. The data used are the medical records of ocular melanoma patients clinically diagnosed at RSUP Dr. Sardjito in 2014-2019. Then, the data is processed by statistical tests using the IBM SPSS STATISTIC PREMIUM VERSION 23 program. Results: Of the 29 cases diagnosed with ocular melanoma on clinical examination, 22 of them were ocular melanomas and 7 others were non- melanomas. A total of 19 cases of ocular melanoma were confirmed through the results of tissue histopathological examination and 3 other cases were confirmed from the patient's therapy history related to ocular melanoma. Profile of melanoma cases that occurred were conjunctival melanoma in 8 cases (36%), palpebra melanoma in 7 cases (32%), choroid melanoma in 5 cases (23%), iris melanoma and orbital melanoma in 1 case each (5%) ). While the profile of non- melanoma cases that occurred were 3 cases of nevi, 1 case of Squamous cell carcinoma, 1 case of Basal cell carcinoma, 1 case of hemangioma, and 1 case of seborrheic keratosis. The incidence of metastasis is 5 cases (17.2%). Cell types observed were spindle cells in 8 cases (36%), epithelioid cells in 1 case (5%), mixed in 2 cases (14%), and unknown cell types in 10 cases (45%). In the chi square analysis test p value of 0.757 (> 0.05) for the cell type variable on the occurrence of metastases. Age and sex also did not show a significant relationship with the incidence of prognosis, with p values of 0.555 (> 0.05) and 0.279 (> 0.05) respectively. Conclusion: There is no statistically significant relationship between histopathological statistics with the prognosis of patients with ocular melanoma at RSUP Dr. Sardjito.

Kata Kunci : Melanoma okuler, gambaran histopatologis, prognosis, tipe sel, metastasis, RSUP Dr. Sardjito