Hubungan Diabetes Melitus Gestasional dengan Metode Persalinan pada Ibu Hamil di Yogyakarta
WENING CAHYANI PUTRI, dr. R Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, Sp.OG(K); dr. Irwan Taufiqur Rachman, Sp.OG(K)
2020 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Asia Tenggara mempunyai prevalensi hiperglikemia dalam kehamilan yang tertinggi, yaitu 26,6%. Sementara, sekitar 10-25% kehamilan dengan diabetes akan menghasilkan bayi dengat berat badan lahir >4.000 gram, atau makrosomia. Dengan adanya peningkatan risiko bayi makrosomia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya trauma jalan lahir, sehingga metode persalinan secara seksio sesarea dapat disarankan. Saat ini terdapat sedikit konsistensi mengenai rekomendasi metode persalinan pada kehamilan dengan diabetes. Tujuan: Mengetahui hubungan antara diabetes melitus gestasional dengan metode persalinan pada ibu hamil di Yogyakarta. Metode: Rancangan penelitian ini adalah kasus-kontrol yang bersarang pada penelitian kohort prospektif. Data diambil dari penelitian payung "Jogjakarta Eye Diabetic Study in the Community" (JOGED.COM) yang dilaksanakan oleh Departemen Mata Universitas Gadjah Mada, bekerja sama dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Gadjah Mada. Hasil: Dari 17 subyek yang menjalankan persalinan secara seksio sesarea, 11 subyek berasal dari kelompok DMG (64,7%) dan 6 subyek berasal dari kelompok non-DMG (35,3%). Persentase subyek yang menjalankan persalinan secara seksio sesarea lebih besar pada kelompok DMG, namun hasil ini tidak signifikan secara statistik (P=0,152). Kondisi DMG meningkatkan risiko persalinan secara seksio sesarea sebesar 2,316 kali (OR=2,316; CI 95%; 0,724 - 7,407). Kesimpulan: Kondisi DMG mempunyai hubungan yang tidak signifikan secara statistik terhadap metode persalinan pada ibu hamil di Yogyakarta, dengan seksio sesarea lebih banyak terjadi pada penderita DMG.
Background: South East Asia has the highest prevalence for hyperglycemia in pregnancy, which is 26,6%. Meanwhile, about 10-25% of pregnancy with diabetes will result in babies with birthweight of >4.000 gram, or macrosomia. With an increased risk for macrosomic babies, there will also be an increased risk of birth canal trauma. Caesarean section method might be preferred. Until now, there is little consistency between delivery method recommendation on pregnancy with diabetes and without diabetes. Objective: To know the relationship between gestational diabetes mellitus and delivery method on pregnant women in Yogyakarta. Method: This is a case-control study nested on prospective cohort. Data were collected from "Jogjakarta Eye Diabetic Study in the Community" (JOGED.COM) held by Ophthalmology Department of Universitas Gadjah Mada and Obstetry and Gynecology Department of Universitas Gadjah Mada. Result: From 17 subjects who underwent caesarean section delivery, 11 were from GDM group (64,7%) and 6 were from non-GDM group (35,3%). The percentage of subjects who underwent caesarean section delivery was higher in the GDM group compared to the non-GDM group, but this result was not statistically significant (P=0,152). Pregnancy with GDM increases risk of caesarean section delivery by 2,316 times more than pregnancy without GDM. (OR=2,316; CI 95%; 0,724 - 7,407). Conclusion: The presence of GDM in pregnancy has a statistically unsignificant relation with its delivery method on pregnant women in Yogyakarta, with higher caesarean section rates in the group with GDM.
Kata Kunci : Diabetes melitus gestasional, metode persalinan, seksio sesarea