Dampak Bencana Alam Terhadap Bangunan Kolonial yang Diduga Cagar Budaya di Kota Donggala
SANDY MAULANA YUSUF, Andi Putranto, S.S., M.Sc.
2020 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIBencana alam yang menghantam Kota Palu, Kab. Donggala, dan Kab. Sigi tidak hanya menewaskan ribuan korban, bencana ini juga merugikan mereka yang selamat dalam banyak hal. Salah satu yang utama, beberapa bangunan kolonial yang diduga cagar budaya di Kota Donggala, yaitu rumah Koninklijke Paketvaart Mattschappi (KPM), kantor Pusat Koperasi Kopra Daerah (PKKD) Donggala, dan gudang kopra milik PKKD Donggala, turut terdampak. Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, mengklasifikasikan besaran dampak yang diterima bangunan kolonial diduga cagar budaya di Kota Donggala akibat Bencana alam Palu 2018. Kedua, menghasilkan dokumen rekomendasi langkah-langkah penanganan dan pemulihan bangunan kolonial diduga cagar budaya di Kota Donggala yang sesuai perspektif pelestarian cagar budaya. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi foto. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan disaster risk management melalui dua tahap, pertama ialah penilaian derajat kepentingan tiap objek penelitian, dan tahap selanjutnya adalah asesmen dampak yang ditimbulkan bencana terhadap objek. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa Gudang Kopra PKKD Donggala menjadi bangunan kolonial diduga cagar budaya yang paling terdampak dengan kategori rusak berat, disusul bangunan Kantor PKKD Donggala, dan terakhir, Rumah KPM. Gudang Kopra PKKD Donggala menjadi bangunan yang perlu menjadi prioritas pertama untuk ditangani. Sebab, selain kondisinya yang terdampak paling parah, bangunan ini juga memiliki nilai penting yang teramat signifikan dibanding objek penelitian lain. Prioritas selanjutnya dilakukan terhadap Kantor PKKD Donggala. Terakhir, terhadap Rumah KPM. Penanganan meliputi strategi restorasi atau rehabilitasi aspek arsitektural bangunan, serta penguatan struktur bangunan. Pemulihan meliputi strategi mengenalkan dan menghidupkan kembali citra Donggala sebagai kota pelabuhan tua kepada masyarakat luas melalui pelibatan masyarakat lokal dan peran aktif pemerintah setempat.
Natural disaster that struck Palu City, District of Donggala, and District of Sigi not only killed thousands of unfortunate victims, this disaster also harmed those who survived in many ways. One of the main, several important indicated cultural heritage of colonial buildings in the City of Donggala, the house of Koninklijke Paketvaart Mattschappi (KPM), the Office of Regional Kopra Cooperative Center (PKKD), and the PKKD Donggala warehouse, were also affected. This research had two objectives. First, classifying the magnitude of the impact received by colonial buildings in Donggala City due to the Palu Natural disaster 2018. Second, producing steps of recommendation document for handling and restoring colonial buildings in Donggala City that is suitable the perspective of preservation of cultural heritage. The data collection method used were observation, interviews, library research, and photo studies. Data analysis in this study used a disaster risk management approach through two steps, the first stage is the assessment of the importance of each research object The next step is assessment of the impact of the disaster on the object. The results of this study revealed that the Kopra Warehouse of PKKD Donggala became the most affected indicated cultural heritage of colonial buildings with classified as a huge damage, followed by the building of Donggala PKKD Office, and the last, the KPM House. The Donggala PKKD Kopra Warehouse is a building that needs to be the first priority to be addressed. Because, in addition to the worst affected conditions, this building also has a very significant value compared to other research objects. The next priority is for the building of Donggala PKKD Office. Finally, the KPM House. Handling includes the strategy of restoration or rehabilitation of architectural aspects of the building, as well as the strengthening of building structures. Recovery includes a strategy of introducing and reviving the image of Donggala as an old port city to the wider community through involving local communities and the active role of the local government.
Kata Kunci : Donggala, bencana alam, bangunan kolonial diduga cagar budaya, disaster risk management