Laporkan Masalah

JERAT UTANG Studi Politik-Ekonomi Petani Tembakau di Cepit, Pager Gunung, Temanggung, Jawa Tengah

VUVUT ZERY HARYANTO, Dr. Atik Triratnawati, M.A.

2020 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGI

Penelitian tentang pertanian tembakau sudah banyak dilakukan di Indonesia. Sebagian besar melihat dampak perubahan ekologi, aktivisme, kesehatan, dan sejarah keberadaannya. Dalam tulisan ini, saya mencoba melihat relasi antarindividu dalam proses produksi hingga perdagangan yang dilakukan. Aktivitas tersebut memunculkan aktor yang turut serta menjaga kelanggengan pertanian tembakau. Dalam tesis ini, saya mencoba memaparkan proses sosial-ekonomi pada petani tembakau di Temanggung, proses yang tidak lepas dari relasi antara petani dan bakul. Saya melihat bahwa relasi yang dibangun oleh keduanya adalah relasi patron-klien. Bakul berperan sebagai patron dan petani berperan sebagai klien. Bakul memiliki peran memberikan utang dan sebagai penadah tembakau yang dihasilkan oleh para petani. Sementara itu, petani membalasnya dengan menjual tembakau kepada bakul yang memberikan pinjaman tersebut sehingga hubungan yang terbangun tersebut bersifat timbal balik. Kenyataannya, relasi patron-klien tersebut tidak berjalan baik-baik saja. Harga jual tembakau petani yang terikat utang dengan bakul selalu lebih murah daripada tembakau yang dijual oleh petani yang tidak memiliki utang. Hal tersebut berdampak pada desakan ekonomi yang dialami oleh petani, yang membuat mereka mencari cara agar mampu menjual tembakau lebih banyak, yakni dengan cara menambahkan bahan baku di luar tembakau yang mereka hasilkan. Negosiasi pun terus berlangsung, para bakul berupaya mengontrol kualitas tembakau yang dihasilkan. Alhasil, para petani yang sudah menjadi klien dari bakul tersebut lantas membuka peluang bagi kerabat atau teman mereka untuk bekerja sebagai perajang. Pada tahap inilah, petani kemudian menjadi perantara utang antara perajang dan bakul. Terbukanya akses ini berdampak pada perubahan pola hubungan, yakni dari patron-klien menuju ke arah transaksional. Penelitian dilakukan di Dusun Cepit, Desa Pagergunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah tersebut merupakan daerah penghasil tembakau lamsi yang berada di lereng Gunung Sumbing.

Research on tobacco farming has been widely carried out in Indonesia. Most see the impact of changes in ecology, activism, health, and the history of its existence. In this paper, I try to look at relations between individuals in the process of production to the trade carried out. The activity gave rise to actors who participated in maintaining the sustainability of tobacco farming. In this thesis, I try to explain the socio-economic process to tobacco farmers in Temanggung, a process that cannot be separated from the relationship between farmers and middlemans. I see that the relationship built by the two is a patron-client relationship. Middleman acts as a patron and the farmer acts as a client. Middleman has the role of providing debt and as a container for tobacco produced by farmers. Meanwhile, farmers responded by selling tobacco to the middleman who gave the loan so that the relationship developed was reciprocal. In fact, the patron-client relationship is not going well. The selling price of tobacco farmers who are in debt with middlemans is always cheaper than tobacco that is sold by farmers who have no debt. This has an impact on the economic pressure experienced by farmers, which makes them look for ways to be able to sell more tobacco, by adding raw material outside of the tobacco they produce. Negotiations continued, the collectors tried to control the quality of the tobacco produced. As a result, farmers who have become clients of the middleman then open up opportunities for their relatives or friends to work as chopper. At this stage, farmers then become debt brokers between chopper and middleman. This opening of access has an impact on changing the pattern of relationships, that is, from patron-client to transactional direction. The study was conducted in Cepit Hamlet, Pagergunung Village, Bulu District, Temanggung Regency, Central Java Province. The area is a producer of lamsi tobacco which is on the slopes of Mount Sumbing.

Kata Kunci : pertanian tembakau, petani tembakau, utang, patron-klien, sosial-ekonomi

  1. S2-2020-419219-abstract.pdf  
  2. S2-2020-419219-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-419219-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-419219-title.pdf