Laporkan Masalah

KETERKAITAN ANTARA WARUGA SEBAGAI PENANDA PERMUKIMAN SUB. ETNIS TONSEA DI MINAHASA DENGAN VARIABEL LINGKUNGAN FISIK

PAULINA E. HARRY. N, Dr. Anggraeni, M. A.

2020 | Tesis | MAGISTER ARKEOLOGI

Waruga merupakan wadah kubur dari tradisi megalitik yang ada di Sulawesi Utara, khususnya suku bangsa Minahasa yang mendiami sebagian besar jazirah di daratan Sulawesi bagian utara. Dalam konteks lingkungan masa kini, waruga ditemukan di lingkungan permukiman, kebun, hutan, pinggir sungai, pinggir danau ataupun di tepi jalan. Namun, pada masa lalu, waruga ditempatkan disekitar rumah. Keberadaan tinggalan situs-situs waruga dapat dijadikan penanda keberadaan permukiman masyarakat pendukung budaya waruga pada masa lalu. Penelitian ini menggunakan pendekatan spasial dengan determinasi lingkungan yang menyatakan bahwa kebudayaan merupakan produk lingkungan fisik yang terdiri dari topografi, lokasi, iklim dan sumberdaya alam (Ramelan, 1989). Alam mempengaruhi aspek sosial budaya manusia, manusia beradaptasi dengan alam dan alam sebagai faktor yang terbatas untuk diubah manusia. Jadi persebaran situs tidak terjadi secara random tetapi menempati zona-zona tertentu. Persebaran situs waruga dikaitkan dengan sejumlah faktor sumberdaya lingkungan di wilayah sub etnis Tonsea menunjukkan bahwa situs tidak tersebar di seluruh wilayah yang ada, namun hanya terdapat pada wilayah-wilayah tertentu. Situs waruga memiliki kecenderungan berada pada lingkungan dengan litologi batuan gunung api muda, jenis tanah ultisols, bentuk lahan dataran vulkan dan kelerengan yang datar.

Waruga is a grave container of megalithic traditions in North Sulawesi, especially the Minahasa tribe who inhabit most of the peninsula on the mainland of northern Sulawesi. In the context of the present environment, waruga is found in settlements, gardens, forests, riversides, lakesides or roadside. However, in the past, waruga were placed around the house. The existence of the remains of waruga sites can be used as a marker of the existence of community settlements supporting waruga culture in the past. This study uses a spatial approach with environmental determination which states that culture is a product of the physical environment consisting of topography, location, climate and natural resources (Ramelan, 1989). Nature affects the social aspects of human culture, humans adapt to nature and nature as a limited factor for human change. So site distribution does not occur randomly but occupies certain zones. The distribution of waruga sites is related to a number of environmental resource factors in the Tonsea sub-ethnic area, indicating that waruga sites are not spread across the entire area, but only in certain regions. The waruga site has a tendency to be in environments with young volcanic rock lithologies, ultisols soil types, volcanic plain landforms and flat slopes.

Kata Kunci : waruga, penanda permukiman, sub etnis Tonsea, Minahasa

  1. S2-2020-389008-abstract.pdf  
  2. S2-2020-389008-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-389008-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-389008-title.pdf