Analisis Pariwisata Berkelanjutan di Hutan Pinus Pengger Menggunakan Kriteria Global Sustainable Tourism Council

MARIUS PENG MITANG, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil.; Prof. Dr. Sudarmadji, M.Eng.Sc.

2020 | Tesis | Magister Kajian Pariwisata

Hutan Pinus Pengger adalah salah satu destinasi unggulan di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta. Keberagaman daya tarik seperti spot foto berupa land art, tegakan pohon pinus, serta pemandangan perbukitan sekitar dan kawasan Kota Yogyakarta dari kejauhan menjadikannya begitu diminati wisatawan sehingga berimbas pada angka kunjungan yang tinggi. Kedatangan wisatawan dalam jumlah banyak di kawasan wisata dapat memberi kontribusi positif bagi perekonomian, namun di sisi lain hal ini dapat berpotensi mengganggu kualitas lingkungan di tempat ini, terutama jika disertai aktivitas pembangunan di destinasi. Sebagaimana konsep pariwisata berkelanjutan yang menjadi arus utama dalam pembangunan kepariwisataan saat ini, pengelolaan Hutan Pinus Pengger harus mengedepankan prinsip berkelanjutan, baik pada aspek perlindungan lingkungan maupun pemanfaatan ekonomi bagi masyarakat lokal, terutama karena destinasi wisata ini bertumpu pada lingkungan alam sebagai sumber daya pariwisatanya dan dikelola langsung oleh masyarakat lokal. Sehubungan dengan hal tersebut, adapun tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi apakah pengelolaan di Hutan Pinus Pengger memenuhi prinsip berkelanjutan berdasarkan kriteria pelestarian lingkungan dan pemanfaatan ekonomi Global Sustainable Tourism Council. Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: (1) pada kriteria pelestarian lingkungan, dari 7 indikator yang dinilai, 4 indikator mendapat nilai kurang baik atau kurang terpenuhi, dan 3 kriteria lainnya memperoleh nilai cukup atau sebagiannya terpenuhi; (2) pada kriteria pemanfaatan ekonomi, dari 7 indikator yang dinilai, 3 di antaranya sudah berjalan baik atau terpenuhi seluruhnya, sedangkan 4 indikator berjalan cukup baik atau sebagiannya sudah terpenuhi. Dari kedua kriteria ini, kriteria pelestarian lingkungan memiliki beberapa kekurangan dalam pengelolaannya, sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemangku kepentingan.

Pengger Pine Forest is one of the main destinations in Dlingo District, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta. Various attractions such as photo spots in the form of land art, pine stands, and views of the surrounding hills and the city of Yogyakarta from a distance is attracting tourists which results in the increasing numbers of visitors. While this situation gives positive contribution to the economy aspect, it also has the potential of damaging the forest's environment quality, as the infrastructure development of nature tourism is running. As sustainable tourism recently became the main focus of tourism development, the management of Pengger Pine Forest needs to prioritize sustainable principles, in both aspects of environmental conservation and the local economy, especially when it relies on the nature as tourism resources and is managed by the local community. Concerning this situation, the purpose of this study is to evaluate whether management in the Pengger Pine Forest meets the principles of sustainability based on the environmental conservation and economic utilization criteria by the Global Sustainable Tourism Council. The results of this study are: (1) based on the criteria of environmental conservation, out of 7 indicators assessed, 4 indicators receive insufficient scores (less fulfilled) and 3 indicators receive sufficient scores (partially fulfilled); (2) based on the economic utilization criteria, out of the 7 indicators assessed, 3 indicators have perfect scores (entirely fulfilled), while the other 4 are running quite well (partially fulfilled). According to these results, the criteria for environmental conservation still has several management deficiencies, and therefore needs further notice by the authorities.

Kata Kunci : Hutan Pinus Pengger, Pariwisata Berkelanjutan, Kriteria GSTC/Pengger Pine Forest, Sustainable Tourism, GSTC Criteria