Kebangsawanan di Tengah Perubahan: Kehidupan Sosial Kaum Ningrat Sumenep Tahun 1950-an
AUFANNUHA IHSANI, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A.
2020 | Tesis | MAGISTER SEJARAHPenelitian ini membahas tentang kehidupan sosial kaum bangsawan Sumenep pada dekade 1950-an. Pemilihan topik beserta kurun waktu penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh kajian-kajian yang memandang tahun 1950-an sebagai tahun politik, yakni ketika ide-ide tentang kebangsaan dan modernitas bergema luas secara nasional. Pokok permasalahan dalam studi ini adalah keberlangsungan kehidupan suatu kaum dengan identitas yang berakar dari feodalisme di masa silam dan bagaimana identitas itu terejawantahkan di masa kemerdekaan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah lisan dalam mengumpulkan informasi-informasi utama di samping sumber-sumber tercetak layaknya manuskrip, surat kabar sezaman, dan laporan resmi pemerintah, serta meminjam konsep identitas dengan pendekatan psikologi sosial untuk menelaah bagaimana proses identifikasi itu berlangsung. Hasil dari penelitian ini adalah temuan bahwa kehidupan sosial bangsawan Sumenep sepanjang dekade 1950-an memperlihatkan suatu perubahan manifestasi identitas kebangsawanan di kalangan mereka melalui proses sosialisasi dan pembentukan citra diri. Dalam proses sosialisasi tersebut, hubungan antara kaum ningrat dan masyarakat awam menjadi semakin cair, terjadi tren perubahan busana dalam keseharian bangsawan laki-laki, dan memudarnya kesan eksklusivitas dalam tandak sebagai bentuk kesenian yang sebelumnya hanya dinikmati oleh kalangan keraton. Sementara itu, citra diri sebagai identitas kebangsawanan kaum ningrat Sumenep kemudian terejawantahkan dalam bentuk organisasi yang mengelola tanah-tanah wakaf. Hasil persewaan tanah-tanah wakaf yang didistribusikan secara luas berusaha menunjukkan bahwa golongan bangsawan Sumenep masih memiliki peranan di tengah-tengah masyarakat kendati kekuasaan politik tradisional tidak lagi mereka genggam. Kata kunci: Bangsawan Sumenep, Kehidupan sosial, Identitas
This research discusses the social life of Sumeneps noble in 1950s. The topic and periodical frame of the research are based on studies that viewed the decade as the decade of politic, when ideas about nationality and modernity were widely discussed across the country. The problem lies on this thesis is the life continuation of a social group whom identities were rooted in feudalism of the past and how those identities are manifested in independence era. This research uses the methods of oral history to gather main information besides the printed sources like manuscripts, newspaper and official government reports while borrowing the concept of identity with social-psychological approach to analyze how the identification process is taking place. The result obtained from this research is a finding that the social life of Sumeneps noble along the decade of 1950s shows a changing of identity manifestation among them through the process of socialization and self-image forming. In the process of socialization, the relation between nobles and the people became more fluid, there were trend changes in noblemans everyday costume and the fading of exclusivity image of tandak as form of arts which previously had been a luxury for royal family members only. Meanwhile, the self-image as the identity of Sumeneps noble is then manifested in the form of organization that manages the wakaf (a kind of religious property). The rental payment of the wakaf that were widely distributed tried to show that the nobles still have a role among the people albeit they do not possess any kind of power in the traditional-political sense. Keywords: Sumeneps noble, Social life, Identity
Kata Kunci : Bangsawan Sumenep, Kehidupan sosial, Identitas