KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KRANGGAN AMBARAWA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT MANUSIA NICOLAUS DRIYARKARA (1913-1967)
ELINGGA GIUSTI, Dr. Septiana Dwiputri Maharani
2020 | Skripsi | S1 FILSAFATINTISARI Penelitian ini berjudul "Kerukunan Umat Beragama di Kranggan Ambarawa dalam Perspektif Filsafat Manusia Nicolaus Driyarkara (1913-1967)" dilatarbelakangi oleh realitas kerukunan di Kelurahan Kranggan Ambarawa Provinsi Jawa Tengah yang menjadi pilot program Desa Sadar Kerukunan tahun 2018 di tengah naiknya sentimen agama di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mendasari kerukunan dan memahami konsepsi kerukunan dalam kehidupan masyarakat multiagama di Kelurahan Kranggan Ambarawa melalui perspektif Filsafat Manusia Nicolaus Driyarkara. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang menggunakan sumber buku maupun jurnal sebagai referensi yang berkaitan dengan objek penelitian. Selain data kepustakaan, data penelitian juga diperkuat dengan pengamatan (observasi) dan wawancara. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan data utama dan data pendukung, sistematisasi data penelitian hingga analisis hasil. Data utama dan data pendukung kemudian diteliti menggunakan unsur-unsur metodis antara lain deskripsi, interpretasi, holistika, dan analisa kritis. Hasil penelitian yang dicapai ialah : 1) Kerukunan antarumat beragama di Kelurahan Kranggan didukung oleh sinergitas antara pengalaman individu tentang nilai ajaran agama, budaya lokal, dan interaksi sosial. Terdapat empat budaya yakni sonjo, punjungan, sambatan, dan merti dusun yang menjadi mekanisme pencegahan konflik serta resolusi konflik antar umat beragama di Kelurahan Kranggan. 2) Masyarakat Kelurahan Kranggan terdiri dari berbagai latarbelakang serta pilihan individu yang berbeda satu sama lain, perbedaan dalam individu tersebut menggambarkan identitas persona di Kelurahan Kranggan. Manusia-ideal dalam dinamika persona di Kelurahan Kranggan terlihat dari usaha masing-masing persona untuk menyemai kerukunan dalam rangka penyempurnaan diri, sesama, dan Tuhan. Manusia-Ideal di Kelurahan Kranggan adalah manusia yang dinamis senantiasa membangun komunikasi untuk menghilangkan disharmanoni dan disparitas agama dalam kehidupan sehari-hari. Kerukunan antarumat beragama di Kelurahan Kranggan bukan hanya bersifat horizontal antarumat beragama, tetapi juga vertikal terkait kesadaran persona akan Tuhan.
ABSTRACT This research entitled "Religious Harmony in Kranggan Ambarawa in the Perspective of Philosophy of Man by Nicolaus Driyarkara (1913-1967)" was motivated by the reality of harmony in Kranggan Urban Village, Ambarawa City, Central Java Province, which became the pilot of the Desa Sadar Kerukunan program in 2018 amid rising religious sentiment in Indonesia. This study aims to analyze the factors that underlie harmony and understand the concept of harmony in the life of a multi-religious community in Kranggan Urban Village, Ambarawa City, through the perspective of philosophy of man by Nicolaus Driyarkara. This study is literature research using sources from books and journals as references relating to the object of research. In addition to library data, research data is also strengthened by observations and interviews. The study began with data collection, grouping of main data and supporting data, systematizing research data, and analyzing results. The main data and supporting data are then examined using methodical elements, including description, interpretation, holistic, and critical analysis. The results of this study are: 1) Harmony among religious believers in Kranggan Urban Village is supported by the synergy between individual experiences regarding the value of religious teachings, local culture, and social interaction. There are four cultures, namely Sonjo, Punjungan, Sambatan, and Merti Dusun, which are the mechanism of conflict prevention and conflict resolution among religious communities in Kranggan. 2) Kranggan community consists of various backgrounds and diverse individual preferences. These differences illustrate the identity of the persona in Kranggan. Manusia-ideal in the dinamika persona in Kranggan can be seen from the efforts of each person to spread harmony in order to perfect themselves, their fellow humans, and God. The Manusia-ideal in Kranggan is a dynamic human being who always builds communication to eliminate disharmony and religious disparity in daily life. Religious harmony in Kranggan is not only horizontal between religious believers, but also vertical related to persona awareness of God.
Kata Kunci : Kerukunan, Persona, Dinamika Persona, Sonjo, Punjungan, Sambatan, Merti dusun.